Majene – Fachira Azzahra Nur kelahiran Malunda, 6 Juni 2001 anak sebatang kara dari pasangan Nursalim (40) dan Fachriani (40) lolos ke tingkat nasional. Ia mewakili Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), dalam lomba kuis Kihajar (Kita
Harus Belajar).
Fachira siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Malunda, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene ini
dinyatakan berhasil lolos ke tingkat nasional setelah memaparkan materi berjudul Bahasa Busana Mandar di
hadapan tiga dewan juri, yang berlangsung di gedung SMKN 2 Majene, Sabtu (30/9/2017) lalu.
Alhamdulillah saya sangat bersyukur dan merasa bangga karena bisa mewakili dari SMAN Malunda ke tingkat nasional. Jujur ini prestasi yang teramat saya impikan selama ini. Dan, Alhamdulillah ini sudah bisa terwujud,” ujar Fachira siswa Kelas XI Mia III kepada mandarnews di gedung SMAN 1 Malunda, Rabu (4/10/2017).
Ia berharap, dengan melajunya ke tingkat nasional bisa masuk sepuluh besar.
“Mudah-mudahan bisa mendapatkan hasil yang memuaskan,” harap Fachira, yang punya kegemaran membaca.
Kepada teman-teman, ia berpesan, kalian punya bakat yang terpendam. Sehingga bisa menunjukkan bakat tersebut.
“Dan lebih sukses dari pada saya. Kemudian bisa juga melaju ke tingkat nasional sesuai dengan bakat kalian miliki. Saya yakin kalian bisa melakukan itu dilandasi dengan tekad yang kuat,” tutur Fachira.
Selain itu, ia juga berharap, dengan keikutsertaannya ke tingkat nasional dalam kuis Kihajar, teman-teman lain termotivasi untuk bisa mengembangkan diri.
“Terkhusus kalian juga harus punya target impian agar hidup kalian bisa terarah ke depannya dan cita-cita kita dapat terwujud,” ungkap Fachira juga anggota OSIS.
Sementara itu, Basaruddin selaku Pedamping sekaligus Pembina merasa bangga dengan lolosnya siswa dari SMAN 1 Malunda ke tingkat nasional. Karena kuis Kihajar tersebut merupakan penghargaan tertinggi dari Kementerian Pendidikan Nasional.
Menurut Basaruddin juga Wakasek SMAN 1 Malunda, materi yang disampaikan Fachira tentang Bahasa Busana Mandar menceritakan ketika orang Mandar berpakaian, ada pesan yang ingin disampaikan dari pakaian tersebut.
“Ini adalah sebuah kebanggan bagi sekolah yang masih terhitung muda belia. Kalau di Kabupaten Majene tingkat SMA kita yang paling termuda. Karena sesuai pencetus sekolah ini memang punya motto sekolah berwawasan
keunggulan. Mudah-mudahan ini pertanda kita akan mengarah ke sana,” ujar Basaruddin.
Dengan lolosnya ke tingkat nasional, lanjut Basaruddin, bisa menjadi motivasi buat siswa yang lain.
“Bahwa sebenarnya kita punya potensi meraih prestasi yang terbaik. Kami berpesan melalui lomba ini, ajang motivasi bagi anak-anak kita
yang lain, bahwa kita bisa juga berbuat sepanjang ada keinginan dan kerja keras. Karena memang seperti ini tentu
keinginan dan kerja keras dan doa,” ungkapnya.
Pada November mendatang, Basaruddin menarget bisa mencapai hasil maksimal. Paling tidak melalui kegiatan nanti yang akan dilaksanakan
“Tapi tetap kita realistis. Insya Allah kita akan maksimal mempersiapkan anak kita ini, paling tidak masuk sepuluh besar,” pungkasnya.
(busriadi)