
Penyerahan BLT dari Dana Desa oleh Bupati Majene Fahmi Massiara, kepada warga Desa Buttu Baruga, di Gedung Serba Guna Desa Buttu Baruga, Senin (11/5). Foto by putra
Majene, mandarnews.com – Bupati Majene, Dr H Fahmi Massiara, MH melaunching penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang menggunakan APBDesa atau dana desa.
Pelaunchingan penyaluran BLT dengan APBDesa ini dilakukan di Desa Buttu Baruga, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene. Senin (11/5). Sebanyak 101 kepala keluarga (KK) di Buttu Baruga yang menerima BLT .
Bupati Majene, Fahmi Massiara mengapresiasi Pemerintah Desa Buttu Baruga yang telah melakukan pengalihan anggaran untuk BLT yang tujuannya untuk meringankan beban warga Desa Buttu Baruga di tengah Pandemi Covid – 19. Dan telah menjalankan intruksi dari Kementrian Desa.
“Jadi kami apresiasi Desa Buttu Baruga yang telah menjalankan instruksi Kemendes yaitu tentang pengalihan dana desa untuk penanganan Covid – 19. Dan ini juga bagian dari dampak Covid-19,” ucap Fahmi.
Dengan dilakukannya launching maka mulai hari ini penyaluran BLT yang menggunakan dana desa dilakukan serentak di 62 desa yang ada di Kab. Majene.
Fahmi juga mengatakan, untuk warga desa yang memenuhi syarat mendapat BLT namun tidak bisa dibayarkan atau tidak terakomodasi melalui Dana Desa maka akan diambil alih oleh Pemda dan akan dibayarkan melalui BLT Pemerintah Daerah. Pembayaran BLT melalui akan dilakukan Selasa (12/5), dan penyalurannya akan dilakukan di Kelurahan dan Desa.
“Jadi masyarakat yang belum terakomodasi melalui BLT Pusat, Desa dan APBD sendiri, tetap bisa melaporkan dirinya, yang penting memenuhi syarat dan dapat diakomodasi kedalam BLT dengan menggunakan APBD,” kata Fahmi.
Fahmi berharap untuk warga Desa Buttu Baruga penerima BLT dapat mempergunakannya sebaik mungkin. Apalagi pandemi Covid-19 sampai saat ini belum pasti kapan akan berakhir. Sehingga perlunya pengaturan pengeluaran apalagi menjelang Lebaran.
Ia juga berharap dengan BLT ini baik dari Pusat, APBD dan Dana Desa dapat mengatasi dampak yang dirasakan oleh masyarakat akibat pandemi Covid-19, selama 3 bulan.
Di tempat yang sama, Kepala BKAD Kab. Majene Kasman Kabil menyebutkan Pemerintah Kab. Majene menyiapkan BLT dari dana desa sekitar 7800 KK tapi data hasil verifikasi terakhir laporan dari desa, dikompilasi hanya 600 lebih KK, sementara untuk BLT APBD sebanyak 10.488 KK dan hasil verifikasi yang masuk dalam Dinas Sosial itu hanya sekitar 8.000 lebih.
“Dan itu artinya masih ada cadangan untuk antisipasi jika ada warga yang belum terdata atau terakomodasi selama warga tersebut memenuhi syarat. Total APBD yang dialokasikan untuk BLT Pemda adalah 18 Milyar 800 juta lebih, khusus BLT,” jelas Kasman Kabil.
Sementara itu, Kepala Desa Buttu Baruga Arifin pada kesempatan ini memberikan gambaran masyarakat Buttu Baruga yang mayoritas petani dan peternak, sehingga dengan adanya pandemi Covid-19 sangat dirasakan berdampak kepada masyarakatnya. Sehingga, Ia menyebutkan semua masyarakat Desa Buttu Baruga di luar dari ASN, Aparat dan yang menerima PKH, serta Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) layak menerima BLT, baik dari BLT Pusat, APBD dan Dana Desa.
Ia menjelaskan, semenjak adanya Pandemi Covid-19 ini beberapa warganya seperti petani dan peternak mengeluhkan pendapatannya karena sedikitnya permintaan dari pembeli.
Ia menyebut sekitar Rp. 181. 800.000,- dana desa yang dialihkan untuk dipergunakan BLT dengan jumlah total KK penerima BLT dari dana desa yakni 101 KK.
Menurutnya, jika ada warganya yang belum terakomodasi mendapat BLT dan bersyarat akan dikembalikan ke masing – masing kepala dusun dan kemungkinan dapat menyusul mendapatkan bantuan jika memang memenuhi persyaratan.
Sebanyak 4 dusun yang ada di Desa Buttu Baruga, yakni Dusun Tadzolo, Bunga, Buttu Lemo, dan Sibunoang.
Seorang nenek tua warga Buttu Baruga penerima BLT dari Dana Desa, Sogo (80), mengaku sangat bersyukur dengan adanya bantuan tersebut. Karena menurutnya, ini akan sangat membantu kehidupan sehari – harinya, apalagi menjelang lebaran.
Profesi Sogo adalah penjual di pasar. Namun, setelah adanya pandemi Covid-19 ia sudah lama tidak menjual karena kurangnya pembeli.
Suami Sogo telah meninggal. Tapi ada anaknya yang membantu memasukkan pendapatan.
“Jadi saya memiliki 4 anak, yang satunya kerja di luar daerah dan dia menanggung saya. Tapi semenjak ada korona, kami sedikit mengalami kesulitan dalam hal ekonomi, sehingga dengan adanya bantuan ini kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pemerintah, baik daerah dan desa,” tutupnya. (Putra)