Oarfish tangkapan nelayan Majene/ Foto : Mithhar
Majene, mandarnews.com – Beberapa hari yang lalu, tepatnya Jumat 16 Juni 2017 dermaga Pelabuhan Majene heboh. Pasalnya, seorang nelayan menangkap seekor ikan berbentuk aneh. Ikan itu adalah oarfish atau dalam bahasa Indonesia disebut ikan dayung.
Panjangnya mencapai tiga meter. Sirip kadual atau punggungnya berwarna merah dan menjambul keatas apalagi pada bagian kepala yang lebih panjang. Hal itu membuat ikan ini terlihat menyeramkan hingga disebut-sebut sebagai ikan ‘monster’.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Majene, Mithhar ada pada saat ikan itu digelar di dermaga. Menurut Mithhar, ikan yang ditangkap dengan tali pancing itu dikerumuni warga karena bentuknya yang aneh.
Selain itu, nelayan yang menangkap ikan tersebut rencananya akan menjual kepada masyarakat. Seperti ikan lainnya milik nelayan itu. Tapi karena berbentuk aneh, nelayan itu bagikan gratis ikan kepada warga yang berada di dermaga.
“Wah, habis tadi itu tadi dipotong-potong dibagi karena tidak ada yang mau beli,” kata Mithhar saat dikonfirmasi pagi itu.
Muhammad Ridwan Alimuddin, seorang peneliti maritim yang tinggal di Pambusuang, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar (Polman) dikonfirmasi terkait penemuan ikan aneh ini. Menurutnya, ikan dayung ini adalah ikan yang memiliki tulang sejati terbesar.
“Bertulang sejati itu artinya betul-betul ada tulangnya. Kalau mati, ada tulangnya meski ikan membusuk. Beda dengam ikan hiu dan ikan pari yang bertulang rawan,” kata Ridwan yang juga pegiat literasi Nusa Pustaka ini.
Selain itu, kata Ridwan, ikan itu juga disebut naga dari laut sebab menyeramkan. Padahal ikan itu tidak berbahaya. Ikan langka ini hidup di daerah laut dalam, biasanya kedalaman satu kilo meter.
Tetapi tidak tertutup kemungkinan terdapat juga di perairan agak dangkal. Kemunculan ikan aneh itu selalu diselimuti dengan berbagai mitos. Seperti mitos akan terjadi gempa dahsyat jika ikan ini ditemukan.
“(Kemungkinan) ada di perairan Majene. Kan Selat Makassar itu laut dalam. Dan kalau dikaitkan dengan gempa juga bisa sebab Sulawesi itu salah satu lempeng yang bergerak (gempa),” jelas Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Mandar ini.
Lebih lanjur Ridwan menjelaskan, sejauh ini belum pernah mendengar penemuan ikan itu di Mandar. Tapi kemungkinan untuk tertangkap nelayan Mandar ada karena nelayan di Mandar menangkap ikan laut dalam dengan cara dipancing. Seperti menu ikan pada kuliner di Pamboang yang menyajikan ikan yang hidup di laut dalam.
“Karena tidak dikonsumsi oleh masyarakat lokal alias tidak laku, bisa saja ketika tertangkap, ikan dilepas atau dibuang (kalau sudah mati),” ungkapnya.
Ikan itu diberi nama ikan dayung karena pada sirip dadanya mirip dayung. Ikan yang bisa tumbuh besar dan panjang itu sebenarnya bisa dikomsumsi oleh manusia tapi kebanyakan orang tidak suka karena memiliki kandungan tertentu.
“Tapi itu kan relatif. Seperti ikan hiu, banyak orang yang tidak suka (makan) tapi orang gunung suka,” kata Ridwan.
Penemuan ikan ini selalu diselimuti dengan mitos akan terjadi bencana. Seperti dilangsir liputan6.com saat terjadi gempa yang berkekuatan 8,9 skala richter dan tsunami besa melanda pantai timur Jepanng 11 Maret 2011.
Kemudian gempa dahsyat di Cile dan Haiti pada tahun 2011. Sebelum kedua gempa dahsyat tersebut terjadi, ada kemunculan ikan dayung akibat terdorong naik ke pantai dan tersanngkut jaring milik nelayan.
Seperti dilangsir nationalgeographic.co.id yang dikutip dari Japan Times, ada dasar sains dari mitos tersebut. Kiyoshi Wadatsumi, peneliti gempa bumi dari organisasi e-PISCO, menyatakan, “Ikan laut dalam hidup dekat dengan dasar laut dan lebih peka terhadap pergerakan lempeng daripada mereka yang hidup di permukaan.”
Meski banyak mitos yang menaunginya, berikut lima fakta sebenarnya mengenai oarfish:
1. Oarfish merupakan ikan bertulang terpanjang di dunia
Oarfish raksasa (Regalecus glesne) pertama kali dikenali pada 1772. Namun, masih jarang terlihat karena hidup di kedalaman 1.000 meter. Panjangnya bisa mencapai angka 17 meter dengan bobot 270 kilogram.
Ia kadang disebut sebagai “Raja Ikan Haring” karena kemiripannya dengan ikan tersebut. Di Palau, oarfish disebut ikan ayam jantan karena siripnya yang ramping dan berwarna merah. Sebagian orang menyebutnya ikan pita karena bentuk tubuhnya yang panjang.
2.Oarfish rasanya seperti agar-agar
Nelayan biasanya tanpa sengaja pernah menjaring oarfish. Mereka yang pernah memakan ikan ini menceritakan rasanya,”lembek dan liat melengket”.
3. Oarfish memakan plankton dan tak bahaya
Meski bentuknya menyeramkan dan sering menjadi inspirasi kisah menyeramkan dari lautan, oarfish nyatanya tidak bahaya untuk manusia. Mereka memakan plankton kecil dan hanya memiliki bukaan kecil di sistem pencernaanya.
Mereka bahkan tidak punya gigi nyata, malah hanya memiliki tulang insang saring yang berguna menangkap organisme kecil.
4.Oarfish kurang sisik
Tidak seperti ikan bertulang lainnya, oarfish kurang sisik. Mereka memiliki bonggol kecil bertudung perak yang disebut guanine. Meski sudah beradaptasi degan tekanan besar di kedalaman laut, kulit mereka menjadi lembut dan mudah rusak di permukaan.
5. Oarfish bisa memprediksi gempa bumi
Di Jepang, ikan ini dikaitkan dengan cerita rakyat. Oarfish yang lebih kecil (Regalecus russelii) disebut sebagai “Pemberi pesan dari Kerajaan Dewa Laut”. Menurut kepercayaan lokal, jika banyak dari oarfish ini yang hanyut, maka itu adalah pertanda adanya gempa bumi. (Irwan)
- Baca juga : Dugong Terdampar di Majene