Makassar, mandarnews.com – Dalam rangka memperingati tahun kelahirannya, Universitas Pejuang RI ( UPRI ) Makassar mengadakan dies natalis yang ke 58 yang akan akan dirangkaikan dengan wisuda yang ke 3 sejak berubah namanya dari Universitas Veteran RI ( UVRI ) Makassar menjadi UPRI Makassar.
Perayaan dies natalis dibuka langsung oleh Ketua YPTKD di lapangan tennis kampus Antang dengan menyampaikan kesyukuran mendalam atas eksistensi institusi pendidikan ini dan memberikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika atas dukungannya dan partisipasinya.
“Saya selaku pribadi dan selaku ketua YPTKD Makassar 214 mengucapkan terimah kasih kepada ketua dies natalis yang ke 58 atas terselenggaranya beberapa kegiatan pada hari ini Sabtu tanggal 9 Desember 2017 yang bertempat dikampus II Universitas Pejuang RI Makassar” kata Dra. Nur Halija Nur Tinri, M. Si., dalam sambutannya.
Dalam kegiata dies natalis ini, beberapa rangkaian pertandingan dilombakan diantaranya pertandingan tennis antar perguruan tinggi memperebutkan piala ketua YPTKD, pertandingan senam sehat, lari karung, dan lomba menangkap ikan.
“Adapun kegiatan lomba di antaranya lomba karung, lomba senam, lomba tennis antar perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk memperebutkan piala ketua yayasan, semoga ajang silaturrahmi ini tetap berjalan ditahun-tahun berikutnya. Amin, ” tutup Halija.
Khusus untuk pertandingan senam sehat yang berhasil keluar sebagai pemenang adalah tim Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) mengalahkan tim-tim lainnya yang berada dari internal civitas akademika UPRI Makassar
Dr. Arlin Adam, SKM, M. Si yang merupakan Dekan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat menyatakan, keunggulan tim FKM menurut juri selain memiliki kekompakan gerakan, tim ini juga punya semangat yang ekspresif sehingga gaya senamnya meperlihatkan gerak dan irama yang menyatu.
Arlin yang juga merupakan dosen luar biasa pada program pascasarjana S3 Sosiologi di Universitas Negeri Makassar (UNM) dan program Pascasarjana S2 Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (UMI) ini menambahkan, namun yang paling penting dalam lomba ini adalah wadah silaturahim seluruh civitas akademika sebagai sarana meningkatkan rasa persaudaraan dan kebersamaan. (Rizaldy/Amirullah)