Formatur Ketua Umum Badan Koordinasi (BADKO) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulawesi Barat, Muh. Ridwan.
Polman, mandarnews.com – Formatur Ketua Umum Badan Koordinasi (BADKO) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulawesi Barat, Muh. Ridwan, dengan tegas mengutuk keras tindakan pengroyokan yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap salah satu kader terbaik HMI Cabang Manakarra. Peristiwa tersebut, yang terjadi baru-baru ini, dinilai sebagai tindakan premanisme yang tidak dapat dibenarkan, apalagi datang dari pihak yang seharusnya menjadi pelindung dan penegak hukum.
Menurut Ridwan, insiden tersebut mencederai citra kepolisian yang seharusnya melayani masyarakat, bukan justru menindas dan melakukan kekerasan terhadap warga sipil, khususnya mahasiswa.
“Kami sangat mengecam keras tindakan kekerasan yang dialami oleh kader HMI Manakarra. Ini adalah bentuk premanisme yang tidak dapat diterima dalam institusi yang seharusnya mengedepankan hukum dan keadilan,” tegas Muh. Ridwan
Peristiwa pengroyokan ini melibatkan beberapa oknum polisi yang tanpa alasan jelas melakukan tindakan kasar terhadap kader HMI yang tengah berada di kawasan tersebut.
Sebagai respon terhadap kejadian tersebut, Ridwan meminta agar aparat kepolisian yang terlibat segera diberhentikan dan diproses sesuai hukum yang berlaku.
“Kami mendesak dengan sangat agar Kapolda Sulawesi Barat dan Kapolresta Mamuju segera dicopot dari jabatannya. Mereka tidak layak memimpin institusi yang harusnya melindungi masyarakat jika tidak mampu mengendalikan anggotanya yang bertindak di luar kewajaran,” ujar Ridwan.
BADKO HMI Sulbar, berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak mahasiswa dan menuntut agar kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan. Tindakan kekerasan yang mencederai martabat mahasiswa tidak boleh dibiarkan begitu saja, dan setiap pelaku kekerasan harus bertanggung jawab atas perbuatannya.
Untuk itu muh, ridwan mengatakan akan segera mengeluarkan intruksi aksi kepada masing masing cabang sejajaran bakdo Hmi sulawesi barat sebagai bentuk kecaman dan solidaritas sesama kader hijau hitam di wilayah sulawesi barat. (Ptr/rls)