ABM juga meminta belanja yang kurang produktif dan tidak berdampak secara langsung seperti perjalanan dinas, paket pertemuan di hotel, dan honor output kegiatan perlu dibatasi jumlahnya, apalagi mengadakan rapat di luar wilayah Sulbar.
“Pemerintah harus menggunakan alokasi dana itu dengan baik dan akuntabel guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pembangunan,” kata ABM.
Berikut Rincian TKDD tahun Anggaran 2020 :
1. TKDD ke Pemda
a. Provinsi Sulbar Rp.1.850.699.386.000;
b. Kabupaten Mamuju Rp. 867.921.269.000;
c. Kabupaten Majene Rp. 867.921.269.000;
d. Kabupaten Polewali Mandar Rp. 1.294.654.936.000;
e. Kabupaten Mamasa Rp. 966.418.339.000;
f. Kabupaten Pasangkayu Rp. 836.058.522.000; dan
g. Kabupaten Mamuju Tengah Rp. 649.319.656.000,-.
2. 10 Satuan Kerja (Satker) penerima dana terbesar:
a. Komando Resor Militer (Korem) 142/Taroada Tarogau (Tatag) Dam XIV Hasanuddin Rp. 281 milyar;
b. SNVT PJPA WS Kaluku-Karama, WS Palu-Lariang Provinsi Sulbar Rp 258 milyar;
c. Pelaksanaan prasarana pemukiman Provinsi Sulbar Rp. 240 milyar;
d. SNVT PJSA WS Kaluku-Karama, WS Palu-Lariang Provinsi Sulbar Rp. 200 milyar;
e. Pelaksanaan jalan nasional wilayah II Provinsi Sulbar Rp. 170 milyar;
f. Biro Logistik (Rolog) Kepolisian Daerah (Polda) Sulbar Rp. 132 milyar;
g. Pelaksanaan jalan nasional wilayah I Provinsi Sulbar Rp. 122 milyar;
h. Bandar Udara Tampa Padang Mamuju Rp. 119 milyar;
i. SNVT penyediaan perumahan Provinsi Sulbar Rp. 115 milyar; dan
10. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Polewali Mandar Rp. 93 milyar.
3. Lima kementerian/lembaga penerima dana terbesar di Sulbar
a. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Rp 1.165 milyar;
b. Kementerian Agama Rp. 504 milyar;
c. Kepolisian Republik Indonesia Rp 496 milyar;
d. Kementerian Pertahanan Rp. 281 milyar; dan
e. Kementerian Perhubungan Rp. 155 milyar.
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia