Foto bersama peserta Loka Karya, penyusunan panduan penanganan anak tidak sekolah.
Majene, mandarnews.com – Pemerintah Kabupaten Majene bersama Yayasan Karampuang Majene mengadakan Loka Karya Penyusunan Panduan Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Majene.
Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu cafe di Majene dan dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Majene, Arismunandar Kalma, Kamis (28/3/24).
Direktur Yayasan Karampuang, Ija Syahroni mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkelanjutan dari kegiatan sebelumnya.
“Sebelumnya Dinas Pendidikan Majene dan PMD melakukan MoU terkait posko pendidikan dalam hal penanganan anak tidak sekolah di Majene. Dasar MoU itulah kami menyusunkan alurnya, penanganan anak tidak sekolah berdasarkan data pengalaman yang sudah ada,” imbuhnya.
“Jadi kegiatan ini dilakukan untuk bersama-sama menyusun panduan penanganan anak tidak sekolah (P-ATS) di Kab. Majene. Dengan harapan, panduan penanganan ATS di Majene dapat dilaksanakan . Ini bentuk draft, kita sempurnakan sama-sama. Nantinya juga akan selalu kita perbaiki, karena masalah itu akan selalu berbeda pada setiap zaman,” beber Direktur Yayasan Karampuang tersebut yang akrab disapa Ija.
Pada forum ini, sejumlah kepala dinas, kepala bidang, perwakilan organisasi perangkat daerah lainnya serta peserta forum diminta untuk memberikan masukan, melengkapi panduan yang sudah ada sehingga model penanganan anak tidak sekolah, Majene dengan kota pendidikan dapat menjadi contoh.
“Payung hukumnya, strukturnya, dan sistemnya itu dibangun dengan bagus di Kabupaten Majene. Dan kami harapkan panduan ini menjadi salah satu pelengkap dari bagaimana Kabupaten Majene menuju kota pendidikan wajib belajar 12 tahun. Tidak ada lagi usia sekolah yang sekolah di Kab. Majene,” tandasnya.
“Kami menyusun data draft ini berdasarkan data pengalaman anak tidak sekolah yang terjadi. Dan kami sangat membutuhkan multi pihak, multi minat di sini. Seperti halnya Dinas PPPA bagaimana misalkan hadir dengan sekolah yang ramah anak, atau lingkungan yang mendukung agar anak berkreasi. Sehingga mereka terlepas dari putus sekolah, Bappeda dengan tetap memastikan bahwa anggaran untuk penganggaran anak tidak sekolah tersedia, Dinas PMD yang memastikan bahwa Tim Penanganan ATS atau posko pendidikan yang ada di desa iitu berjalan untuk menjangkau anak-anak tidak sekolah. Begitu juga dengan dinas-dinas yang lain,” jelas Ija kembali.
Ija juga berharap, dengan adanya Loka Karya, terdapat OPD yang berinisiasi untuk melakukan pertemuan kembali khususnya untuk menyusun Tim P-TPS dan melakukan rapat koordinasi.
Sementara itu, Wakil Bupati Majene, Arismunandar Kalma yang membuka langsung kegiatan ini menyampaikan bahwa program ini secara tidak langsung memberikan masa depan yang cerah bagi anak-anak. Khususnya anak tidak sekolah.
“Memang perlu kolaborasi bersama untuk semua pihak dalam penanganan anak tidak sekolah ini dan Pemda Majene tidak bisa bergerak sendiri. Kita harus ada kolaborasi semua pihak mulai Pemda sampai unsur-unsur terkait lainnya,” ujar Aris.
“Oleh karena itu, kami mengapresiasi sebesar-besarnya kegiatan ini. Karena dengan adanya buku panduan penanganan ATS yang akan kita susun bersama-sama ini, akan menjadi dasar penanganan anak tidak sekolah,” Aris kembali.
Aris juga berharap, dengan adanya panduan P-ATS ini nantinya juga dapat memberikan data yang pasti terkait angka anak tidak sekolah.
“Jadi kita juga harus memaksimalkan posko pendidikan yang ada di desa. Dan mudah-mudahan ketika ini selesai bisa dikembangkan menjadi buku saku panduan penanganan ATS. Kami usahakan untuk penganggarannya, dan ini akan menjadi salah satu upaya kita yang akan menjadi berkah agar anak -anak kita bisa kembali bersekolah,” tutup Aris.
Koordinator Yayasan Karampuang, Muhammad Zakir yang ikut serta menyusun draft panduan penanganan ATS menambahkan jika dengan adanya Loka Karya ini, pihaknya mengaku, belajar banyak dari masukan-masukan peserta.
Menurutnya, banyak hal-hal baru yang didapatkan. Seperti hal bahwa di Majene cukup banyak kearifan-kearifan yang tidak terdokumentasi dengan baik dan apa yang disampaikan oleh peserta akan menjadi bahan memperkaya panduan tersebut.
Sehingga ia berharap, agar apa yang telah dilakukan bisa-bisa betul ditindaklanjuti nantinya, membentuk segera Tim Kabupaten Penanganan ATS dan menyelesaikan panduan P-ATS itu.
“Ini juga penting kami sampaikan bahwa semakin diulur-ulur penanganan ATS akan semakin bertambah jumlah ATS itu.
Sehingga sembari proses panduannya di finalisasi, maka dengan data yang sudah ada sebisa mungkin harus dieksekusi,” paparnya.
“Paling penting saat ini pembentukan Tim di Kabupaten, karena sesuai dengan pengalaman pendampingan yang kami lakukan di kabupaten lain, ketika timnya telah dibentuk maka panduan akan berjalan,” jelasnya kembali.
Pihaknya juga berharap, agar peserta yang ada dapat menjadi motivator atau stimulator untuk mendorong agar tim kabupaten segera dibentuk.
Hadir juga dalam kegiatan ini, Tim Yayasan Karampuang, Kepala Dinas, Kepala Bidang dan perwakilan OPD terkait, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Majene, Kemenag, perwakilan sekolah, media serta peserta rapat lainnya.
(Mutawakkir Saputra)