Seorang petani, Kaleppe (42) asal Dusun Rura, Desa Pao-pao, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar ditemukan tewas mengapung di perairan Majene, Rabu (18/5/2016). Tepatnya di Tamo, Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene.
Petani nahas ini ditemukan seorang nelayan, Sabaruddin sekitar pukul 06.00 wita. Nelayan tersebut kemudian langsung melapor ke kepala lingkungan Tamo, Muhammad Jufri.
"Awalnya saya kira batang pisang ternyata mayat. Saya langsung ke daratan melapor ke warga lainnya kemudian kami kembali ke lokasi penemuan dan membawa korban kedaratan," kata Sabaruddin.
Jenazah nelayan tersebut kemudian dibawa ke kamar jenazah RSUD Majene oleh anggota polisi yang dipimpin Kapolsek Banggae, AKP Sumijur. Anak korban, Arham bersama satu orang keluarganya sudah berada di Leppe, Kelurahan Baurung sejak, Selasa (17/5/2016) kemarin. Pihak keluarga sudah memprediksi keberadaan korban. Pasalnya, setiap ada warga yang hanyut maka akan terbawa arus ke perairan Tamo.
Diketahui, petani nahas tersebut terbawa arus sungai sungai saat hendak menyeberang di sungai Mandar di Dusun Limbong, Desa Pao-pao untuk menyeberang ke Desa Alu, Kecamatan Alu, Senin (16/5/2016) malam.
Kaleppe menyeberang sungai bersama dua rekannya beserta satu motor dan kakao hasil dari kebun korban untuk dipasarkan di Pasar Petoosang, Kecamatan Alu. Namun saat berada dipertengahan sungai, arus sungai tiba-tiba deras dan rakit yang mereka tumpangi ditabrak batang kayu. Tali rakit penyeberangan sungai pun putus hingga rakit terbawa arus.
Kedua rekan korban pun melompat ke sungai dengan tujuan untuk menahan rakit. Sementara korban tetap berada diatas rakit karena ia tidak tahu berenang. Lantaran kuatnya arus, rakit pun terlepas bersama korban.
Kedua rekan korban berenang dan menepi ke daratan dan langsung mengejar rakit dengan mengambil jalan pintas. Namun, Kaleppe sudah tidak berada diatas rakit. Hanya ada motor dan kakao hasil kebun korban. Kuat dugaan korba terjatuh ke sungai saat rakit terbawa arus.
Kedua rekan korban pun langsung melaporkan kejadian tersebut kepada warga dan pemerintah setempat. Ke esokan harinya, tim dari Badan Sar Nasional Pos Mamuju menyisir sungai Mandar hingga ke muara sungai namun tak membuahkan hasil. Korban kemudian ditemukan tewas mengapung di perairan Tamo oleh seorang nelayan pagi tadi.
Atas permintaan keluarga, jenazah yang hilang sejak dua hari lalu ini tidak di autopsi lantaran penyebab hilangnya bapak dua anak ini sudah jelas. Jenazah kemudian dibawa ke kampung halaman di Dusun Rura, Desa Pao-pao, Kecamatan Alu, Kabupaten Polewali Mandar untuk dimakamkan. (Irwan)