Marwah menjajakan ikannya di Pangaliali, Selasa (21/4). Foto: Putra
Majene, mandarnews.com – Virus Korona yang tengah mewabah saat ini betul – betul mempengaruhi segala hal. Termasuk harga ikan yang tidak stabil.Akibatnya, pendapatan penjual ikan berkurang.
Menurut Marwah (37) salah satu penjual ikan di Monumen Posasi (Pelabuhan Majene) Lingkungan Pangali-ali, Kelurahan Pangali-ali, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, semenjak adanya virus korona harga ikan di pasaran mengalami pasang surut.
Hal tersebut terjadi, kata dia, karena semenjak adanya virus korona dan adanya pembatasan interaksi sosial di lingkungan umum, pembeli berkurang.
“Jadi terkadang pak, saat hasil tangkapan banyak tapi pembeli berkurang maka secara otomatis kita akan menurunkan harga ikan karena takutnya mubassir. Sementara saat tangkapan ikan betul-betul sedikit, maka bagaimanapun kami tetap akan menjual dan menaikkan harga ikan,” jelas Marwah, Selasa, (21/4).
Marwah mengaku kadang kala tidak mendapat untung sama sekali saat menjual ikan di tengah pandemi korona saat ini. Bahkan sampai harus merugi. Karena pada saat itu, harga yang seharusnya dijualkan tapi harus dikorting menjadi sedikit karena kurangnya pembeli.
“Jadi kita di sini, biar rugiqi tetap dijual daripada tidak sama sekali, karena pembeli berkurang,” sebutnya.
Ia berharap, pemerintah daerah mencarikan solusi akan hal ini. Agar para penjual ikan tetap dapat melangsungkan hidupnya seperti biasanya.
Pedagang ikan lainnya, Intan (27) menyebutkan hal yang sama. Menurutnya, terkadang ia beberapa kali menjual ikan sesuai harga modalnya dan sesekali merugi. Karena disebabkan kurangnya pembeli.
” Jadi secara umum korona ini mempengaruhi pendapatan penjual ikan. karena yang pastinya semenjak ada korona, pembeli berkurang,” tutupnya. (Putra)