Sekdes Desa Pesuloang Jumari (paling kanan) bersama aparat desa dan tokoh masyarakat Desa Pesuloang mengenakan pakaian adat satu hari kerja, Rabu (15/8) dalam rangka memperigati HJM Majene ke 473. Foto: Haslan
Pamboang, mandarnews.com – Turut merayakan hari jadi Majene ke 473 para aparat Desa Pesuloang, Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat. Mulai dari Sekertaris, staf Desa, BPD, Kepala Dusun, Kader Posyandu, guru-guru TK, Bidan Desa hingga guru ngaji memakai baju adat mandar, dari baju bodo untuk wanita hingga songkok Bone dan lipaq sa’be (sarung khas Mandar) untuk pria, Rabu (15/08).
Sementara Kepala Desa Pesuloang, Muhammad Yusuf, tidak ada dikantornya karena turut langsung menghadiri hari jadi Majene di Pendopo Rumah jabatan (Rujab) Bupati Majene.
“Pak Desa lagi di Majene untuk menghadiri langsung peringatan hari jadi Majene ke 473 di Pendopo Rujab Bupati Majene,” jelas Sekertaris Desa Pesuloang, Jumari.
Jumari yang ingin mengadakan rapat hari ini, menggantikan peran Kepala Desa untuk sementara dalam tema koordinasi antara aparat Desa. Atas saran Kepala Desa agar semua undangan memakai baju adat mandar guna turut merayakan hari jadi Majene ke 473.
“Atas saran Pak Desa serta adanya intruksi dari kabupaten dalam perayaan hari jadi Majene ke 473 untuk rapat siang ini, agar undangan yang hadir memakai baju adat mandar,” kata Jumari.
Bahkan Jumari mengintruksikan atau mewajibkan aparat Desa, untuk menggunakan bahasa Mandar dalam pelayanan ke warga di Kantor Desa Pesuloang selama 1 hari ini, demi perayaan hari jadi Majene.
Sementara salah satu kepala dusun yang ada di Desa Pesuloang, Hasiming. mengungkapkan rasa bahagianya serta apresiasinya atas terlaksanya peringatan Hari Jadi Majene.
“Kami juga disini turut bahagia atas diadakannya hari jadi Majene meski hanya bisa merayakan dengan memakai baju adat namun kami juga merasakan kebahagiaan tersebut. Meski tidak merasakan langsung. Kami juga berterima kasih kepada Pemerintah Daerah Majene atas dimekarkannya Pesuloang menjadi Desa, yang kini usianya kurang lebih 7 tahun,” tutup Hasiming, yang ternyata sesepuh atau salah satu yang dituakan di Desa Pesuloang. (Haslan)