Foto bersama tim riset.
Majene, mandarnews.com – Tim riset yang di antaranya beranggotakan dosen Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) menyimpulkan, Pantai Majene yang kerap diterjang ombak besar tetap punya potensi usaha rumput laut sebagai penguatan ekonomi masyarakat pesisir.
Riset para pakar perikanan dan lingkungan itu merekomendasikan dukungan para pemangku kepentingan dalam pengembangan rumput laut di Majene.
“Pesisir Majene memang kita tahu bersama kerap diterjang ombak besar pada musim tertentu, sehingga menjadi tantangan tersendiri untuk menumbuhkembangkan usaha rumput laut. Nah, berdasarkan hasil riset yang telah kami lakukan, tantangan ombak besar itu dapat ditanggulangi dengan berbagai metode, salah satunya metode keramba,” kata Ketua Tim Riset Dr. Nur Indah Sari Arbit yang juga dosen Ilmu Perikanan Unsulbar, Selasa (9/8).
Lebih lanjut Dr. Indah menjelaskan, daerah pesisir Sulawesi Barat (Sulbar) menawarkan kondisi yang ideal untuk pertumbuhan rumput laut. Khusus untuk Majene, potensi usaha rumput laut didukung garis pantai mencapai lebih 140 km dan lahan tambak yang luas.
Pemaparan hasil penelitian mengenai rumput laut ini disampaikan Dr. Indah bersama tim riset yang tergabung dalam program Ground Work Analysis (GWA) pada kegiatan diseminasi bertajuk “Optimalisasi Potensi Rumput Laut sebagai Penguatan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kabupaten Majene”, pada Senin (7/8) di aula teater Kampus Padha-Padhang, Unsulbar.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan II Fakultas Peternakan dan Perikanan Unsulbar, Marsudi, M.Si.
Selain Dr. Indah, tim riset GWA ini terdiri atas para ahli perikanan dan lingkungan antara lain Suparjo Razasli Carong, M.Sc (dosen Unsulbar), Erwin, M.M., Dian Lestari, M.Si, Mulihartati Thabrani, S.Pi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Majene, Prof. Dr. Fadli Syamsudin, M.Sc dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sulbar, dan BRIN.
Diseminasi mengenai pengembangan rumput laut itu dihadiri ratusan orang. Kegiatan ini diwarnai dialog interaktif tim riset dengan para peserta yang berasal dari unsur pelaku usaha rumput laut, masyarakat pesisir, dosen, dan mahasiswa Unsulbar serta unsur Pemerintah Provinsi Sulbar dan Kabupaten Majene.
Para peserta pun mengapresiasi riset tim GWA, yaitu usaha rumput laut menyimpan potensi ekonomi bagi masyarakat di pesisir.
Menurut anggota tim GWA Supardjo Razasli Carong yang juga peneliti bidang lingkungan, program GWA 2022-2023 merupakan program kerjasama antara Conservation Strategy Fund (CSF) dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB dalam upaya mendukung keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan.
Sementara itu, Program Manager Yayasan Strategi Konservasi Indonesia (YSKI) CSF Abdul Muis Sulaiman menyampaikan harapan agar hasil riset ini dapat diterapkan sehingga membawa manfaat bagi masyarakat.
“Untuk mengembangkan rumput laut di Majene, kami merekomendasikan kepada para pemangkut kepentingan untuk memberikan dukungan, mulai dari perizinan, bantuan pembibitan, zonasi lahan, hingga inovasi teknolgi,” tutup Supardjo. (Mutawakkir/rls)
Editor: Ilma Amelia