Saat prakirawan cuaca Stasiun Meteorologi Tampa Padang, Ariska memperlihatkan wilayah yang masih sangat berpotensi terjadinya cuaca ekstrem atau hujan lebat.
Majene, mandarnews.com – Beberapa minggu terakhir bencana alam terus terjadi di wilayah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Seperti hal tanah longsor di Kabupaten Majene, banjir bandang di Mamuju, serta banjir dan tanah longsor di Mamasa.
Hal ini disebabkan akibat cuaca ekstrem melanda wilayah Sulbar, dimana hujan lebat disertai angin terus mengguyur wilayah ini dengan waktu yang cukup lama.
Prakirawan Cuaca, Stasiun Meteorologi Tampa Padang, Mamuju, Ariska memperkirakan, cuaca ekstrim masih berpotensi terjadi hingga satu minggu ke depan di wilayah Sulbar.
Menurutnya, adapun penyebab secara global terjadinya cuaca ekstrem atau hujan lebih adalah fenomena La Nina.
La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi.
“La Nina memang berpengaruh di wilayah Sulbar. Yang menambah suplai uap air sehingga menyebabkan, membantu terhadap terjadinya hujan sedang hingga lebat,” ucap Ariska.
Lanjutnya, adapun wilayah yang memang masih sangat berpotensi terjadi cuaca ekstrem adalah wilayah bagian bawah, seperti Mamuju.
Dimana bulan Oktober merupakan puncak terjadinya cuaca ekstrem di wilayah tersebut.
Sementara, diperkirakan puncak terjadinya cuaca ekstrem untuk wilayah Majene adalah November.
Ia pun meminta, agar masyarakat terus memantau informasi perkiraan cuaca yang disampaikan oleh BMKG seperti melalui website dan media sosial yang dimiliki oleh BMKG atau sumber informasi lainnya yang terpercaya.
Ariska juga mengimbau kepada masyarakat agar memperhatikan lingkungannya, menyediakan daerah resapan air, sehingga ketika terjadi hujan, apalagi hujan lebat tidak terjadi banjir.
“Untuk angin kencang juga masih sangat berpotensi terjadi, sehingga diperlukan juga kewaspadaan dari masyarakat agar memperhatikan pohon-pohon yang mudah tumbang agar dipangkas,” tutupnya.
(Mutawakkir Saputra)