Botol-botol yang biasa diisi dengan minyak goreng curah yang kosong.
Majene, mandarnews.com – Ketersediaan minyak goreng curah di Pasar Sentral Majene, Provinsi Sulawesi Barat betul-betul menipis.
Bahkan, dijumpai hanya satu dua orang pedagang yang masih memiliki barang tersebut. Itu pun dengan barang yang sangat terbatas yakni satu hingga dua liter saja.
Salmiah, pedagang yang biasanya menjual banyak minyak goreng curah mengaku, selama sepekan terkahir sudah tidak pernah lagi menerima pasokan dari distributor.
Padahal menurut Salmiah, bisanya dalam sekali permintaan sebelum dilakukannya subsidi, barang langsung tersedia bahkan satu hingga dua drum.
“Kemarin-kemarin kalau kita pesan barang langsung tersedia, bahkan per drumnya masih 2 juta, sekarang sudah tembus 3 juta. Tapi barang lagi kosong, betul-betul tidak ada,” ungkap Salmiah.
Saat ini, minyak goreng curah menjadi solusi bagi masyarakat akibat mahalnya minyak goreng kemasan. Namun, hampir semua pedagang menjerit, termasuk pedagang minyak, gorengan, bahkan sampai pemilik warung karena kosongnya ketersediaan minyak goreng curah.
“Kalau minyak goreng kemasan hampir semua masyarakat mengeluh apalagi para pedagang karena harganya makin menggila, makanya harapan mereka adalah minyak goreng curah,” ujar Salmiah.
Ia pun berharap, pemerintah betul-betul serius menindaklanjuti persoalan yang terjadi saat ini, apalagi tinggal hitungan hari menjelang Ramadan.
Radyani juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, hampir seluruh pedagang di Pasar Sentral Majene mengeluhkan tidak adanya pasokan minyak goreng curah dan mengaku berkeliling mencari ketersediaan barang namun tidak ada.
“Sudah dua hari ini kami tidak punya barang, sisa satu liter. Kemungkinan itu penggunaan pribadi karena minyak curah saat ini menjadi sangat langka,” ungkap Radyani.
Padahal menurutnya, minyak goreng curah menjadi pilihan masyarakat di tengah melejitnya harga minyak goreng kemasan.
Para pedagang pun mengaku bingung dengan kondisi saat ini karena mereka tahu bahwa Indonesia adalah salah satu produsen minyak goreng yang cukup besar. Bahkan pada 2006 Indonesia menduduki peringkat pertama dan menjadi raja produsen sawit di dunia. (Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia