5. Penguatan sinergi polisional (pemantapan kerja sama dan soliditas dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) – pemantapan kerja sama dengan kementerian lembaga – pemantapan kerja sama dengan aparat penegakan hukum lain – pemantapan kerja sama dengan pemerintah daerah – pemantapan koordinasi pengawasan Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan Polisi Khusus serta Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa – pemantapan kerja sama luar negeri);
6. Penataan kelembagaan (penguatan sistem dan organisasi – penataan organisasi – perubahan kultur); dan
7. Penguatan pengawasan (peningkatan pengawas internal -penguatan kerja sama dengan pengawas eksternal).
Penunjukan Jenderal Pol Idham sebagai calon Kapolri tunggal karena pertimbangan dari sejumlah prestasinya selama ini di Kepolisian, di antaranya menjadi tim penangkapan gembong teroris Dr Azahari di Batu Malang, Jawa Timur, berhasil mengungkap kasus Bom Bali I dan II, Wakil Satuan Tugas (Satgas) Pengungkapan Kasus-Kasus Teror dan Konflik Poso (Operasi Camar Maleo), Operasi terorisme Sulteng (Satgas Tinombala), Daftar Pencarian Orang (DPO) Santoso Daeng Koro MD, dan sejumlah prestasi lainnya.
Sementara itu, istri beliau, Fitri Handari secara otomatis akan menjabat sebagai Ketua Umum Bhayangkari yang akan mendukung penuh semua tugas kepolisian di bidangnya.
Terkait dengan hal tersebut, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Barat (Sulbar), Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Baharudin Djafar siap memberikan dukungannya.
“Selamat atas jabatannya sebagai Kapolri. Semoga amanah dan sukses, Jenderal,” ujar Brigjen Pol Baharuddin Djafar, Kamis (31/10/2019). (Humas Polda Sulbar)
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia