Pelepasan balon gas dan properti huruf MR ke udara merupakan tanda dimulainya pelaksanaan imunisasi massal measles dan rubella.
Majene, mandarnews.com – Campak atau sarampah dan rubella merupakan penyakit sangat berbahaya. Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan kadang berujung kematian.
Mengingat akan hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene mencanangkan kampanye imunisasi campak dan rubella, Rabu (1/8) di SDN 26 Pakkola.
Kegiatan ini dilakukan demi terwujudnya jangkauan imunisasi seluas-luasnya bagi masyarakat Kabupaten Majene. Sebagaimana komitmen negara kita tercinta Indonesia untuk bebas dari masalah penyakit campak atau measles rubella pada tahun 2020.
Tujuan dari kampanye imunisasi MR (Measles Rubella) ini adalah untuk memutus transmisi virus campak dan rubella dengan cara meningkatkan kekebalan masyarakat sehingga angka kesakitan dan komplikasi akibat campak dan rubella dapat dikendalikan,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, drg. Hj. Nurwan Katta, MARS.
Yang disasar oleh imunisasi MR ini ialah anak-anak umur 9 bulan sampai 15 tahun. Sebanyak 50.408 anak yang ditarget harus terimunisasi campak dan rubella. Dari total jumlah anak itu 80% ialah anak sekolah mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (Paud), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selebihnya 20% adalah anak di luar sekolah.
Nurwan Katta juga mengatakan, dalam riwayat, Majene pernah beberapa kali mengalami KLB (kejadian luar biasa)campak yang disebabkan cakupan imunisasi yang kurang dari 70%. Bahkan sempat terjadi 3 kasus komplikasi pada tahun 2016.
“Kami mohon dukungan dan kerjasamanya untuk mencapai target minimal 90%,” imbaunya.
Kegiatan imunisasi massal campak dan rubella itu sendiri akan diselenggarakan selama bulan Agustus untuk anak sekolah dan pada bulan September untuk anak di luar sekolah atau belum sekolah di Posyandu.
Telah ditetapkan pos pelayanan sebanyak 413 sekolah dan 295 posyandu dengan jumlah dukungan tenaga sebanyak 155 vaksinator serta 1.321 kader.
Bupati Majene Fahmi Massiara yang meresmikan kegiatan itu mengatakan, salah satu cara efektif menjaga kondisi kesehatan anak terhadap penyakit berbahaya ialah termasuk dengan memberikan kekebalan buatan dengan imunisasi.
Bagi Fahmi, salah satu modal pembangunan yang paling besar tak lain adalah sumber daya manusia (SDM). Karena itu fase kehidupan anak-anak sangat penting dan istimewa dari siklus kehidupan karena di fase itulah proses tumbuh kembang.
“Anak-anak sebagai penerus bangsa harus sehat. Bebas penyakit, tumbuh dan besar dalam lingkungan dan keluarga yang sehat dan mendapat asuhan keluarga yang berkualitas,” tegas mantan wakil bupati periode lalu tersebut.
Ia menyebut UU No. 23 tahun 2014 mengenai Pemerintah Daerah tepatnya pasal 18. Di situ, kata dia, dijelaskan bahwa Pemerintah Daerah (Pemda) harus memprioritaskan salah satu pelayanan dasar, yakni kesehatan.
Dan seperti diketahui bersama, imunisasi adalah salah satu program nasional dan masuk ke dalam standar pelayanan nasional yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
“Marilah kita jadikan momentum 17 Agustus untuk menyatukan tekad kita memerdekakan diri dari ancaman campak dan rubella. Saya ingin minimal 73% siswa sekolah sudah diimunisasi pada tanggal 17 Agustus,” harapnya.
Kasek SD 26 Gembira
Ditunjuknya SD Negeri 26 Pakkola sebagai tempat pelaksanaan launching imunisasi massal measles rubella untuk tingkat kabupaten dianggap sebagai berkah tersendiri oleh kepala sekolahnya, Nurdin Karim. Menurutnya akan sangat berdampak positif terhadap sekolahnya.
Menurut Nurdin Karim, dengan momen tersebut semakin mendekatkan sekolah ke pelayanan kesehatan, termasuk dalam hal konsultasi maupun pembinaan dokter cilik.
Pada momen ini, pihak sekolah juga menyisipkan kegiatan penyerahan buku rekening tabungan secara simbolis kepada peserta didik dan sekaligus penandatangan memorandum of undertsanding (MoU) atau nota kesepahaman antara SD Negeri 26 Pakkola dengan Bank BPD.
Menurut Nurdin Karim, nota kesepahaman antara pihak sekolah dan pihak perbankan merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan penghargaan Adiwiyata. Saat ini, SD Negeri 26 Pakkola sedang mengupayakan dapat menerima penghargaan lingkungan tersebut.
Sebelum menjabat kepala SD Negeri 26 Pakkola, Nurdin Karim menjabat kepala sekolah di SD No 14 Baruga. Melalui tangan aktif Nurdin Karim, sekolah ini berhasil mendapatkan Adiwiyata. Ia berharap, SD Negeri 26 Pakkola juda dapat meraih penghargaan yang diinginkan setiap sekolah itu. (rizaldy/najib)