Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Prof. Siti Ruhaini Dzuhayatin (dua dari kiri) bersama perwakilan delegasi Indonesia menghadiri Doha Forum 2023, di Doha, Senin (11/12).
Doha – Melalui Doha Forum 2023, pemerintah Indonesia mendorong Orotitas Taliban membuka kembali kesempatan belajar untuk anak-anak perempuan Afghanistan. Indonesia siap membuka diri untuk berdialog dan berkontribusi membangun pendidikan untuk perempuan sesuai ajaran Islam, baik di marasah, pendidikan atas, perguruan tinggi, maupun pembelaran berbasis komunitas.
“Modalitas Indonesia dalam pendidikan perempuan dapat menjadi pertimbangan bagi otoritas Taliban, terutama menjaga kualitas hidup dan martabat perempuan sesuai dengan ajaran-ajaran Islam,” kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Prof. Siti Ruhaini Dzuhayatin, di sela-sela menghadiri Doha Forum 2022, di Doha, Senin (11/12).
Diketahui, UNICEF, organisasi PBB yang fokus pada kesejahteraan anak-anak dalam rilisnya pada Maret 2023, melaporkan sekitar 2,2 juta anak perempuan Afganistan tidak lagi bersekolah setelah Taliban melarang anak perempuan sekolah. UNICEF memandang larangan Taliban tersebut memperburuk kesenjangan gender dalam pendidikan yang sudah tinggi di Afghanistan.
Melalui Afghan-Indonesia Solidarity Network yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, terang Ruhaini, Indonesia bekerjasama dengan Qatar, Amerika Serikat, dan negara-negara lainnya mendorong Taliban berupaya memenuhi standar tujuan pembangunan berkelanjutan atau Suistainable Development Goals(SDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). “Terutama membuka kembali kesempatan belajar anak- anak perempuan yang sampai saat ini masih belum dibuka,” ujarnya.
Masih menurut Ruhaini, mewujudkan masa depan Afghanistan yang stabil, aman, dan sejahtera merupakan Komitmen Presiden Joko Widodo. Selain Indonesia dan Afghanistan sama-sama anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), komitmen tersebut juga melaksanakan mandat konstitusi Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia.
Pada Doha Forum 2023, jelas Ruhaini, Indonesia menekankan pentingnya dialog inklusif antara Taliban dengan pihak-pihak lain guna mengakhiri konflik berkepanjangan, dan menemukan titik temu untuk membangun bangsa yang kuat, bermartabat, dan bangsa yang bersatu dalam keragaman. “Masa depan Afghanistan tetap menjadi komitmen Indonesia di tengah peran aktif mengatasi krisis kemanusiaan di Palestina,” tutur Ruhaini.
Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional 2018-2019 ini, meyakini suara Indonesia akan didengar dan menjadi perhatian Taliban. Terlebih, Indonesia telah menunjukkan perannya di panggung-panggung internasional, seperti Keketuaan G20 dan ASEAN, serta Keanggotaan Dewan Keamanan PBB (2019-2020), dan Keanggotaan Dewan HAM PBB (2024-2026). “Termasuk di Doha Forum yang sangat penting dan berwibawa ini,” ucapnya.
Doha Forum 2023 merupakan forum tahunan yang diprakarsai oleh Pemerintah Qatar. Forum yang dihadiri Sekretaris Jenderal PBB, HE Antonio Gutteres, Pemimpin Negara, Para Menteri Luar Negeri, Para Ahli, Intelektual, dan aktifis dunia tersebut merupakan ajang diplomasi, dialog, dan keberagaman untuk membangun dunia yang lebih damai, adil, dan sejahtera.
“Delegasi Indonesia banyak diwakili para profesor perempuan. Mereka model kemajuan perempuan Muslim,” pungkas Ruhaini. (Rizaldy/KSP)