“Bahkan, kebijakan yang berkaitan dengan mendorong produksi kendaraan beremisi rendah seperti yang sedang dilakukan pula negara-negara Eropa saat ini,” tutur Menperin.
Ia menjabarkan, terkait pengembangan industri kimia, yang juga menjadi salah satu sektor prioritas dalam peta jalan Making Indonesia 4.0, Pemerintah Indonesia juga ikut belajar dari Eropa.
“Apa yang dilakukan oleh Indonesia sudah sejalan, dan ini menjadi tantangan kita semua kedepan, tentu yang digenjot kebijakan yang sejalan dengan para investor,” beber Menperin.
Sementara itu, berkaitan dengan energi terbarukan, menurut Menperin, hal tersebut merupakan bagian dari infrastruktur yang mendukung sektor industri, seperti listrik dan telekomunikasi. Namun, ada hal lain yang menjadi tantangan ke depan, yakni mengenai konsep circular economy.
“Misalnya pada industri kertas, berbicara pengelolaan hasil hutan, bahwa material-material yang bisa didaur ulang adalah kuncinya,” ungkap Menperin.
Sementara itu, Ketua EuroCham, Corine Tap memaparkan, tujuan utama penelitiannya adalah untuk meningkatkan daya saing Indonesia, khususnya pada sektor manufaktur.
Hal tersebut juga untuk memacu agar Indonesia menjadi tujuan investasi yang akan mendukung agenda pertumbuhan ekonomi negara secara keseluruhan.
“Keseluruhan studi kasus dan praktik terbaik dalam penelitian ini dikumpulkan dari serangkaian survei dan wawancara. Tidak hanya dengan perusahaan anggota EuroCham yang telah berinvestasi dan beroperasi di Indonesia, tetapi juga pemangku kepentingan lainnya, termasuk pemerintah Indonesia,” imbuh Corine.
Ia berharap, penelitian EuroCham dapat digunakan sebagai referensi untuk diskusi lebih lanjut terhadap proses pembentukan kebijakan untuk mencapai tujuan Making Indonesia Industry 4.0. (rilis Kemkominfo)
Editor: Ilma Amelia