“Bantuan ini bisa menjadi pemantik meningkatnya roda perekonomian di desa, khususnya pada desa yang berhadapan langsung berada di lokasi perbatasan negara,” ucap Stefanus.
Ia menerangkan, bagi masyarakat Malaka, bantuan dari pemerintah pusat melalui Kemendes PDTT adalah seperti kado Natal yang akan hadir dalam beberapa hari kedepan.
“Pemberian bantuan dari pusat itu tidak datang dengan sendirinya. Kita harus meyakinkan pemerintah bahwa masyarakat Malaka sangat membutuhkan bantuan,” tutur Stefanus.
Untuk itu, Stefanus meminta kepada masyarakat yang mendapatkan bantuan untuk memanfaatkan, selalu menjaga, dan merawat semua aset yang sudah dibangun untuk kesejahteraan semuanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Daerah Tertentu Kemendes PDTT, Aisyah Gamawati membeberkan, Kemendes PDTT akan selalu hadir dalam membantu daerah-daerah yang berada di wilayah perbatasan, pulau kecil terluar, rawan bencana, rawan pangan, dan pasca konflik.
“Pembangunan, baik itu pembangunan infrastruktur maupun non infrastruktur tetap menjadi fokus unit kerja demi meningkatkan kehidupan sosial ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Aisyah.
Pihaknya berkeinginan meningkatkan tingkat ekonomi, kesehatan, kesejahteraan masyarakat desa di daerah-daerah tertentu agar setara dengan daerah lain di Indonesia.
“Membuka akses jalan desa, menggelar program transmigrasi, serta pengembangan sarana untuk mencukupi standar pelayanan minimal merupakan sebagaian kecil program yang kami lakukan dengan tetap mengutamakan kearifan lokal yang dimiliki masing-masing wilayah,” papar Aisyah.
Setelah meresmikan pemberian bantuan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka, Mendes bersama rombongan juga melakukan peninjauan jalan perbatasan yang berbatasan langsung dengan Timor Leste, melihat produk-produk lokal hasil produksi BUMDes, dan melakukan peninjauan pekerjaan padat karya tunai yaitu pembangunan jalan desa dan pembangunan posyandu yang dibangun dari dana desa. (rilis Kemendes PDTT)
Editor: Ilma Amelia