Dilansir dari Beritasatu.com yang merilis data Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP), rasio perbandingan antara guru dan murid di Indonesia adalah yang terendah di dunia.
Hal itu dipengaruhi perekrutan guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan melampaui jumlah pendaftaran murid di segala tingkat pendidikan.
Menurut Anggota ACDP, Sari Soegondo, perbandingan tersebut menghasilkan rasio murid-guru 20:1, namun 10 tahun terakhir ini mengalami peningkatan menjadi 51 persen, sehingga rasionya 15:1 dan menjadi rasio perbandingan guru terendah di dunia.
Sedangkan data UNESCO 2014 menetapkan perbandingan 26:1 untuk negara-negara Asia, dan 24:1 untuk negara-negara yang berpenghasilan menengah.
Jika dibandingkan dengan data UNESCO, menurut Sari, Indonesia sangat jauh karena saat ini memiliki perbandingan 15:1 akibat kurangnya pembangunan mutu pendidikan sehingga secara kuantitas timbul sebuah ketimpangan rasio guru-murid yang terlihat sangat menonjol di daerah.
“Sekolah di pedesaan memiliki rasio perbandingan rendah. Hal ini membuktikan tidak efektifnya penempatan tenaga kerja guru,” ujar Sari pada Sesi Diskusi Media tentang Manajemen Guru, yang dihadiri oleh Kepala Pusat penelitan Kebijakan Paramadina yang juga anggota ACDP, Totok Amin Soefijanto, Kepala Sub Bidang Pendidikan Tinggi Badan Pembangunan Nasional (Kasubdit Bapenas) Amich Alhuman, dan Ketua Yayasan Cahaya, Henny Supolo di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Rabu, (13/5/2019). (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia