Aksi JAWARA di depan Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa, Senin (14/12).
Mamasa, mandarnews.com- Demi menyuarakan hak petani di Kabupaten Mamasa, Jejaring Aksi Mahasiswa Untuk Rakyat (JAWARA) terpaksa turun ke jalan. Hal ini dilakukan lantaran ada beberapa hal yang terjadi sehingga memengaruhi sistem budidaya pertanian, proses produksi, hingga pemasaran hasil-hasil pertanian di Mamasa.
Aksi dilakukan mulai di Simpang Lima tepat di pusat Kota Mamasa sekitar pukul 10.00 wita, yang kemudian diteruskan ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mamasa dan berakhir di Kantor Pertanian Kabupaten Mamasa sekitar pukul 13.00 Wita yang diikuti sekitar 10 orang pemuda, Senin (14/12).
Ketua JAWARA Saldi menyatakan, aksi yang dilakukan merupakan bentuk solidaritas anak petani dan mahasiswa kepada petani Mamasa itu sendiri.
Saldi menyampaikan, dalam tuntutan yang dikemukakan pada Dinas Pertanian Mamasa, panen padi yang baru berlangsung di beberapa tempat mengalami penurunan produksi lantaran ketersediaan pupuk subsidi pada setiap agen kecamatan terbatas, bahkan langka yang mengakibatkan pemupukan tanaman lambat, bahkan jenis SP3 sejak Juni 2020 tidak lagi ditemukan.
“Kami berharap konsentrasi Dinas Pertanian dalam memastikan ketersediaan stok pupuk lebih diutamakan, bahkan mendorong sejumlah produk hukum daerah yang pro petani sebagaimana turunan Undangan-Undang Perlindungan Pemberdayaan Petani (Perlintan) Nomor 19 Tahun 2013,” tegas Saldi.
Selain itu, salah satu massa aksi, Irwanto juga mengungkapkan, mulai dari pendampingan petani pada sistem budidaya sampai produksi dan pasaran mestinya menjadi konsentrasi Dinas Pertanian agar sejumlah varietas tanaman yang disalurkan dapat dibudidayakan dengan baik dan memberikan keuntungan bagi petani itu sendiri.
“Selama pandemi covid-19 dampak ekonomi tentu juga dirasakan masyarakat tani dan semestinya konsentrasi pemerintah daerah bukan saja hanya sebatas penanggulangan penyakitnya, melainkan bagaimana memastikan pemulihan ekonomi tani sehingga ketahanan pangan nasional dan daerah tetap terjaga,” sebut Irwanto.
Menjawab hal tersebut, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa Bernard menuturkan, pihaknya telah berupaya secara maksimal dan tentunya hal tersebut membutuhkan proses agar semua petani terlayani.
Soal kelangkaan pupuk subsidi, tambahnya, memang harus diakui namun tugas Dinas Pertanian hanya mengontrol sehingga apa yang menjadi poin tuntutan pemuda dan mahasiswa tentu akan menjadi perhatian dinas ke depannya dalam mengambil sebuah tindakan.
“Perhatian soal pada sistem budidaya pertanian bahkan bagaimana petani tetap berproduksi, ada sekian ton bibit jagung, bibit kedelai, bibit padi, bibit kopi, bahkan berbagai bentuk pendampingan dari penyuluh pertanian,” ucap Bernard.
Ia menerangkan, proses pengajuan pupuk subsidi itu dimulai lewat penginputan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompoktani (RDKK) yang dikerjakan penyuluh pertanian bersama kelompok tani, lalu diinput ke dalam sebuah sistem yang kemudian menjadi perhatian pemerintah pusat dalam memberikan kuota pupuk subsidi. Tugas Dinas Pertanian Kabupaten Mamasa hanya mengawasi,” tutup Bernard. (Yoris)
Editor: Putra, Ilma Amelia