Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Jawara
Mamasa, mandarnews.com – Jejaring Aksi Mahasiswa untuk Rakyat (Jawara) melakukan aksi demonstrasi dengan turun ke jalan guna mendesak implementasi undang-undang pro petani.
Ketua Jawara Kabupaten Mamasa, Suaib Mangngeran menerangkan, aksi yang dilakukan merupakan momentum peringatan Hari Sumpah Pemuda yang merupakan bentuk kepedulian bagi para petani.
“Kami mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) Mamasa untuk segera mengimplementasikan Undang-undang No.19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Perlintan),” tutur Suaib, Senin (28/10/2019).
Suaib menjelaskan, jika implementasi Undang-undang Perlintan menjadi prioritas dengan menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Perlintan maka kelangsungan usaha tani lebih terjaga.
“Baik itu stabilitas harga produksi tani, asuransi tani, distribusi bibit tanaman, hingga subsidi kerugian petani akibat gagal panen karena longsor, banjir, dan serangan hama, pemerataan penyaluran alat dan mesin pertanian akan menjadi salah satu konsentrasi serius bagi Pemda,” ujar Suaib.
Ia berharap, metode pembangunan di Mamasa berbasis pertanian dan pariwisata sebab kedua sektor tersebut merupakan potensi unggulan kabupaten.
Sementara orator aksi, Samsul mengungkapkan, Mamasa juga baiknya mendorong Upah Minimum Kabupaten (UMK) sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada Upah Minimum Provinsi (UMP).
“Harus ada survei standar kelayakan hidup di Mamasa lalu membentuk Dewan Pengupahan (DP) untuk bekerja di Dinas Transmigrasi dan Ketenagakerjaan (Distransnaker) menetapkan jumlah UMK,” kata Samsul.
Hal itu penting, lanjutnya, sebab menyangkut hak hidup pekerja, kemampuan pengusaha, dan meminimalisir konflik antara pemilik usaha dan pekerjanya.
Senada dengan hal tersebut, Koordinator Aksi, Zeis Jordy berpendapat, produk hukum daerah yang pro terhadap hak-hak petani mestinya segera diimplementasikan karena ini menyangkut kesejahteraan masyarakat kecil.
“Pihak eksekutif dan legislatif Mamasa perlu merumuskan secara serius tentang penerapan Undang-Undang Perlintan sebab Mamasa masyarakatnya dominan petani,” tutup Zeis. (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia