JGP (kemeja kotak-kotak) dalam kunjungannya di Dusun Talambai
Mamasa, mandarnews.com – Setelah melakukan kunjungan di Dusun Talambai Desa Lambanan, Kecamatan Mamasa, Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mamasa, Juan Gayang Pongtiku (JGP) berjanji melakukan koordinasi ke Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mendesak mengambil sikap.
JGP menilai, Dusun Talambai merupakan salah satu wikayah penghasil kopi terbaik di Kabupaten Mamasa, dimana sekitar 600 kepala keluarga (KK) yang ada di sana merupakan petani kopi, sementara jalan sepanjang sekitar 25 km menuju ke tempat ini sangat memprihatikan sehingga membuat Talambai terisolir.
“Jika ingin ke Talambai, saat musim kemarau dapat ditempuh sekitar 3 jam dengan kendaraan roda dua, namun jika musim hujan harus ditempuh 4-5 jam, sementara khusus pejalan kaki sekitar 8 jam,” ujar JGP, Kamis (3/10/2019).
JGP menjelaskan, mayoritas warga hidup dari perkebunan kopi dan kondisi Dusun Talambai masuk dalam zona hutan lindung.
Menurutnya, jika Pemda tidak mengambil sikap untuk mengkonsultasikan hal itu ke Kementerian Kehutanan agar keluar dari zona hutan lindung lalu kegiatan pembangunan jalan dimasukkan, tentu suatu waktu akan menjadi masalah.
“Saya akan membicarakan ini ke pihak eksekutif untuk kemudian segera mengambil sikap atas kondisi yang dirasakan masyarakat Talambai,” kata JGP.
Di Dusun Talambai, lanjutnya, telah ada Puskesmas Pembantu (Pustu), Sekolah Dasar Negeri (SDN), Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN), dan Pembangkit Listrik (turbin).
Sarana ini tentu mulai mendukung kehidupan masyarakat setempat, namun jika jalannya juga dapat dibenahi jika telah di luar kawasan hutan akan lebih baik lagi. (Hapri Nelpan)
Editor: Ilma Amelia