Open Race 2.200 meter cabor berkuda Porprov III Sulbar
Polewali, mandarnews.com- Cabang olahraga (cabor) berkuda Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) III Sulawesi Barat menjadi ajang bagi Kabupaten Polewali Mandar untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Terbukti, Kabupaten Polewali Mandar mampu menjadi juara umum di cabor ini.
Dalam kelas Open Race yang dilaksanakan kemarin, Sabtu (17/11/2018), medali emas terakhir dalam cabor ini menjadi milik Polewali Mandar setelah kuda dari Polewali Mandar bernama Attaya Guti finish di posisi pertama.
Tempat kedua masih ditempati oleh Polewali Mandar dengan kuda bernama King Star, disusul oleh kuda bernama Dewi Ruci milik Kabupaten Majene di posisi ketiga.
“Ini merupakan kelas terakhir yang dipertandingkan dalam cabor berkuda. Kelas Open Race ini menempuh jarak 2.200 meter,” ujar Ketua Panitia cabor berkuda Norman Norisman saat ditemui mandarnews.com seusai lomba.
Kelas Open Race ini sedianya diikuti oleh 6 ekor kuda yaitu Attaya Guti, King Star, Siluman, Dewi Ruci, Lady Balaroa, dan Provokator. Namun, yang berlomba hanya empat kuda saja karena kuda bernama Siluman dan Provokator batal bertanding.
Dengan hasil ini, Polewali Mandar menduduki posisi juara umum dengan raihan tiga emas, empat perak, dan dua perunggu. Mamuju Tengah di urutan kedua dengan mengoleksi tiga emas dan dua perunggu. Posisi ketiga ditempati Majene dengan perolehan satu perak dan dua perunggu, selanjutnya disusul Mamasa dengan satu perak.
“Alhamdulillah cabor berkuda berjalan lancar. Medalinya terbagi dengan baik. Mateng dapat tiga medali emas, Polman dapat tiga medali emas. Polman juara umumnya, terus Mateng kedua dan Majene ketiga,” kata Bupati Polewali Mandar Andi Ibrahim Masdar seusai pertandingan.
Bupati yang akrab disapa AIM ini membeberkan, kekuatan Polewali Mandar terletak pada kelas-kelas besar seperti kelas III, kelas II, dan Open Race karena Polewali Mandar fokusnya di situ.
“Polman dikalah itu pada kelas-kelas kecil, seperti kelas V dan kelas IV. Tapi kalau untuk kelas III, II, dan Open Race itu miliknya Polman,” sebut AIM.
AIM juga mengemukakan kesulitan lain, yaitu melawan joki yang tidak ditimbang terlebih dahulu.
“Susahnya itu karena kita melawan joki yang tidak ditimbang, sedangkan Polman yang belajar berkuda sesuai standar internasional mulai dari joki dan semuanya ditimbang,” sebut AIM.
Tapi pihaknya tetap menerima hal tersebut dengan alasan nanti perlombaannya tidak ramai.
“Jadi kita terima sajalah. Yang penting adalah bagaimana Porprov ini bisa sukses,” tutup AIM.
Reporter : Ilma Amelia