Kades Osango Marthen Arruansilomba (batik merah) bersama pemuda Desa Osango praktek lapangan pengelolaan keong mas menjadi pakan ternak, Kamis (1/7).
Mamasa, mandarnews.com – Sebagai lanjutan dari program yang dipelopori Arianto Botta, salah satu peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia tingkat pertama Kabupaten Mamasa, unit kerja Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Mamasa melakukan praktek langsung tentang cara pengelolaan keong mas menjadi pakan ternak di Desa Osango, Kecamatan Mamasa, Mamasa.
Kepala Desa Osango Marthen Arruansilomba menyatakan, mewakili masyarakat Desa Osango sangat mendukung program tersebut karena selain mengajak pemuda desa berinovasi juga memotivasi pemuda untuk giat bekerja.
“Dengan adanya kegiatan ini juga membuka pola pikir pemuda desa untuk membuka lapangan kerja, baik secara berkelompok maupun secara pribadi sehingga pemuda desa tidak menganggur dan setidaknya mengurangi angka pengangguran dalam desa,” harap Marthen.
Selain mendukung, pihaknya juga berterima kasih kepada peserta PKA Arianto Botta dan Dispora Mamasa karena program ini membawa pemuda desa bisa berkarya dan dimanfaatkan dalam peningkatan ekonomi.
Sementara Arianto mengatakan, pihaknya tengah melakukan praktek langsung setelah memberikan pemahaman materi atau teori.
“Alhasil sesuai harapan karena teknis pengelolaan keong mas ini sangat simpel, setelah keong mas dikumpulkan dari sawah lalu direbus dengan air sesuai takaran selama 20 menit guna untuk memisahkan lendirnya,” ujar Arianto.
Setelah perebusan, tambahnya, langkah selanjutnya pemisahan antara daging dan cangkang kemudian daging inilah yang digiling menjadi tepung untuk proses pakan dan cangkangnya ditumbuk sampai halus karena nantinya bisa diaduk kembali bersama dagingnya sebagai serat pakan. Jadi, tidak ada yang terbuang kecuali kotorannya.
“Saya selaku peserta PKA menginginkan program ini terus berlanjut, bukan hanya sekadar teori dan berhasil sekali dua kali sudah berhenti tapi dapat diimplementasikan, baik yang bergerak di bidang usaha maupun perorangan sebagai peternak,” tutur Arianto.
Ia berharap, keong mas yang selama ini dianggap hama di sawah dapat bernilai ekonomi dan masyarakat atau pemuda dapat tergugah dan terbuka pola pikirnya. (Yoris)
Editor: Putra, Ilma Amelia