Pelaksanaan seminar yang diikuti ratusan peserta mayoritas mahasiswa.
Majene, mandarnews.com – Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (HIMAPOL) FISIP Unsulbar melakukan kajian terhadap penguatan demokrasi pasca pemilu melalui seminar dengan menghadirkan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) kabupaten Majene sebagai narasumber.
Berbagai dinamika pemilu dibahas dalam seminar yang berlangsung di aula Theatre Kampus Padha-Padhang, Jumat, (8/3/24).
Dekan FISIP Unsulbar, Dr. H. Burhanuddin saat membuka secara resmi acara tersebut menyampaikan bahwa seminar yang mengkaji masalah pemilu dan penguatan demokrasi adalah sangat tepat ditengah berbagai dinamika Pemilu 2024.
Disamping sambutan Dekan Dr. Burhanuddin, acara seminar juga diawali berbagai sambutan antara lain; ketua Program Studi Ilmu Politik Unsulbar, Ketua HIMAPOL Indonesia Wilayah V, Fitriadi Akbar dan Ketua HIMAPOL Unsulbar.
” Acara seminar kepemiluan ini juga sebagai rangkaian dari kegiatan Rapat Kerja HIMAPOL Indonesia wilayah V, tema penguatan demokrasi penting untuk kita kaji ditengah berbagai dinamika di pemilu 2024,” kata Fitriadi.
Dinamika Pemilu
HIMAPOL pada seminarnya ini menghadirkan dua narasumber, masing – masing, Ketua Pusat Studi Pemilu dan Politik Lokal (PUSMIPOL) Unsulbar Farhanuddin, M.Si dan Ketua KPU kabupaten Majene, Munawir, MT.
Dalam pemaparannya, ketua Munawir menyatakan secara umum pelaksanaan pemilu khususnya di kabupaten Majene berlangsung dengan lancar dengan sejumlah pencapaian hasil yang positif.
” Tingkat partisipasi pemilih di Majene mencapai 88 persen, disamping itu ada beberapa hal perlu juga dikaji lebih lanjut, misalnya suara tidak sah masih mencapai ribuan,” katanya.
Ia menjelaskan, untuk jenis pemilu DPD (Dewan Perwakilan Daerah) jumlah suara tidak sah di kabupaten Majene di Pemilu 2024 mencapai lebih 5 ribu suara, demikian pula DPR-RI juga lebih 5 ribu.
” Ini salah satu yang penting kita kaji bersama, untuk memetakan penyebab suara tidak sah dan kemudian bersama – sama kita melakukan riset dan menargetkan pada pemilu kedepannya jumlahnya semakin menurun,” jelas Munawir.
Mengenai penggunaan teknologi siRekap, Munawir menegaskan tujuannya adalah sangat baik karena publik akhirnya dapat memantau hasil pemungutan dan penghitungan suara di tiap – tiap TPS.
Sementara itu, Ketua PUSMIPOL Unsulbar, Farhanuddin juga menyatakan perlu riset lebih jauh tentang penyebab masih banyaknya suara tidak sah, apakah memang karena keliru coblos, mencoblos diluar kotak atau karena tidak mencoblos sama sekali.
” Untuk hadirnya pemilu yang demokratis, jujur adil dan berintegritas, penting untuk semua pihak melihat tujuan pemilu yakni sebagai sarana kedaulatan rakyat dalam memilih pemimpinnya, serta sangat penting juga untuk menaati prinsip – prinsip pemilu,” kata Farhanuddin.
Seminar yang diikuti ratusan peserta mayoritas mahasiswa itu diakhiri dengan dialog, tanya jawab antara peserta dengan para narasumber. (Mutawakkir/rls)