Majene, mandarnews.com – Puluhan kader Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Majene turun ke jalan. Mereka menggelar aksi demo di dua titik, Bundaran dan Polres Majene, Jum’at 26 Meo 2017.
Menurut koordinator lapangan aksi, Sopyan, aksi demo ini dilakukan sebagai bentuk protes atas tindakan refresif polisi yang mengakibatkan tujuh aktivis KAMMI menderita luka-luka. Pasalnya, saat menggelar aksi demo di Istana Negara, polisi yang berjaga-jaga memukul dan menendang massa aksi.
“Mengecam keras sikap represif yang ditunjukkan polisi kepada ratusan aktivis mahasiswa yang melakukan demonstrasi. Tindakan kekerasan yang dilakukan aparat terhadap mahasiswa bahkan aktivis perempuan harus segera diusut. Segera bebaskan aktivis mahasiswa yang telah diamankan,” kata Sopyan dalam orasinya.
Selain itu, massa aksi menilai polisi tidak adil dalam meperlakukan demonstran. Seperti saat massa demonstran Ahok di LP Cipinang yang berlangsung sampai pagi. Sementara massa KAMMI yang kritis terhadap Jokowi langsung ditindak dengan sikap yang represif.
“Menuntut pemerintah untuk mengusut tuntas kasus kekerasan yang dilakukan Kepolisian terhadap ratusan demonstran KAMMI. Khususnya kasus penganiayaan terhadap aktivis perempuan dan Ketua Umum PP KAMMI. Harus ada sanksi berat dan pemecatan kepada oknum pelaku atau dapat berimbas kepada tuntutan pencopotan Kapolda atau Kapolri,” tegas Sopyan. (Irwan)