Juldi hanya bisa pasrah terbaring dengan kelumpuhan yang dideritanya. foto : Hapri
Mamasa, mandarnews.com – Jika menganggap bahwa pemegang kartu jaminan kesehatan atau sering disebut BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) telah sepenuhnya bisa membantu warga kurang mampu bisa memeroleh pelayanan kesehatan, maka itu salah kaprah. Karena masih banyak warga yang tidak bisa berobat meski memiliki kartu BPJS. Seperti yang dialami pasangan suami-istri (pasutri) dari Desa Rantelemo, Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa.
Pasutri ini adalah Buntu Karaeng dan Attim. Mereka memiliki dua orang anak, Juldi (13) dan Narto (7). Seharusnya mereka bergelimang kebahagian dengan anggota keluarga yang ideal ini. Tapi salah satu anggota keluarga, yakni Juldi, mengalami kelumpuhan.
Dengan bekerja hanya sebagai buruh tani di kebun atau sawah milik tetangganya, Pasutri ini kesulitan memberikan perobatan kepada Juldi. Dengan upah yang diperoleh Rp 50.000 per hari hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dapur. Kerena keterbatasan keluarga ini, Juldi hanya mendapatkan perawatan seadanya di rumahnya.
Menurut keterangan, Buntu Karaeng saat ditemui di Bambang, Jumat (10/11) lalu. Juldi saat berumur 7 tahun dapat berjalan. Tapi saat berumur 9 tahun, Juldi mengalami luka di bagian kaki hingga kukunya terkelupas. Mulai saat itulah Juldi tidak dapat berjalan dengan baik hingga mengalami kelumpuhan.
Lanjut Buntu, Juldi memiliki Kartu BPJS Kesehatan namun anak tersebut tidak dibawa ke Rumah Sakit (RS) lantaran tidak memiliki biaya cukup untuk kesana.
Memang BPJS bisa membantu untuk pengobatan namun biaya hidup sehari-hari untuk keluarga yang menemani serta ongkos kesana (RS) kami tidak punya bahkan untuk makan sehari saja kami harus banting-tulang,” tuturnya.
Attim (ibu kandung Juldi) mengungkap, dirinya pernah membawa Juldi ke Puskesmas dan menerima obat. Jika obatnya habis, suaminya (Buntu Karaeng) yang langsung menemui petugas Puskesmas untuk mengambil obat.
“Bantuan pemerintah yang kami rasakan hanya Kartu BPJS, diluar dari itu tidak ada. Hal ini membuat Juldi hanya dirawat seadanya di rumah,”ungkapnya.
Ia berharap, ada uluran tangan Pemerintah Daerah (Pemda) guna meringankan penyakit yang diderita anaknya.(Hapri)