Mangga kweni. Foto: kabarpenajam. Net
Kaweni adalah nama buah mangga yang bahasa Indonesianya adalah Mangga Kwini. Buah ini merupakan andalan masyarakat Malunda hingga sekarang. Sementara Malunda adalah kecamatan yang termasuk dalam wilayah kabupaten Majene paling ujung di sebelah Utara berbatasan langsung dengan kecamatan Tapalang kabupaten Mamuju.
Kaweninna to Malunda adalah penggalan lagu tradisional Mandar yang fenomenal di tahun 90 an, yang menceritakan masing- masing identitas daerah di tanah Mandar.
Kaweninna to Malunda adalah identitas masyarakat Malunda. Pohon Kaweni sangat gampang kita jumpai dimana saja dalam wilayah Malunda, di samping besar segar, juga manis. Siapa saja yang pernah mencobanya maka akan ketagihan rasanya membuat rindu (Salili) saat kita di perantauan, Sehingga tidak heran ketika Kaweninna to Malunda ini,
diabadikan dalam sebuah lagu Mandar yang dipopulerkan oleh Mety Baan ciptaan H.A. Saiful Sinrang.
Dalam penggalan lagu tersebut berbunyi:
Durian pole di Benuang
Pandenna to Pamboang
dendenna tama
golla kambu di Pambusuang
kaweni pole di MALUNDA
lasse bambanna to Tande
ia nasangmo
mattamba saliliu.
Lagu ini muncul konon, pada zaman dahulu diselenggarakan pameran buah, masing masing daerah memamerkan buah andalan daerah masing masing, maka orang Malunda memilih buah kaweni sebagai andalannya, maka diabadikankah dalam sebuah lagu.
Seiring dengan pergeseran waktu kaweninna to Malunda yang banyak ditemui di kampung Banua, Lombong, Pettabeang, semakin hari semakin habis tergilas hingga punah. Pohon kaweni yang produktif sengaja di tebang oleh masyarakat untuk keperluan pembangunan, perumahan, persawahan, dan dijual kepada tukang-tukang proyek.
Pada akhirnya Kaweninna To Malunda tinggal kenangan, cukup diabadikan dalam lagu yang mengingatkan masyarakat Malunda bahwa kita pernah jaya soal buah kaweni. Padahal seharusnya pohon kaweni harus dipelihara sebagai simbol besar masyarakat Malunda. Disamping itu, pohon ini juga dapat menghisap karbon mencegah pemanasan global.
Penulis mengajak kembali to Malunda merekonstruksi sejarah dengan mengangkat kembali identitas Kaweni tersebut dengan menanamnya kembali dan memeliharahnya.