Rombongan jemaah haji kloter 10 UPG asal Majene tiba di Stadion Prasamya Majene, Senin (12/10/2015) pukul 21.54 wita. Jemaah haji asal Majene berangkat ke tanah suci berjumlah 204 jemaah namun yang datang hanya 198 jemaah karena 6 jemaah lainnya menjadi korban jiwa dalam tragedi Mina, Arab Saudi.
Terlihat sejak sore hari, keluarga jemaah haji datang di Stadion untuk menyambut keluarga mereka. Ratusan keluarga jemaah terlihat memenuhi lapangan sepak bola saat malam hari tiba. Saat bunyi klakson bus yang membawa jemaah haji terdengar, desak-desakan pun terjadi dipintu masuk yang akan dilalui bus. Bus pengangkut jemaah haji memasuki stadion, seketika itu pula isak tangis mewarnai kedatangan jemaah haji.
Keluarga korban berdesak-berdesakan di pintu bus ingin bertemu dan berpelukan dengan keluarganya. Petugas keamanan yang terdiri dari polisi, TNI dan Satpol PP pun terlihat kewalahan mengatur keluarga jemaah yang berdesakan-berdesakan. Mereka yang telah bertemu dengan keluarganya yang telah turun dari bus tak hentinya dipeluk dan dicium tak peduli sementara berdesak-desakan dengan keluarga jemaah lain dan debu lapangan yang beterbangan.
Dari 204 jemaah haji kloter 10 UPG asal Majene, 6 jemaah haji asal Majene diantaranya Nadjemiah Samad Madjida, Nur Alam Iljas, Sitti Lubabah, Hasbullah Hasanuddin Paida, Abu Bakar Katjo Tanni, Namma Muhammad Kasim tercatat meninggal dunia dalam tragedi Mina.
"Dari 204 jamaah yang berangkat ke tanah suci dan yang kembali adalah 198 jamaah karena 6 lainnya merupakan korban tragedi Mina, jumlah yang berangkat haji jamaah kita sampai pulang ke tanah air ini mengalami jumlah yang kurang," kata Syamsiar Muchtar, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Majene.
Syamsiar Muchtar turut berbelasungkawa atas terjadinya tragedi Mina, menurutnya, mudah-mudahan ada hal yang harus kita evaluasi terhadap pelaksanaan haji jamaah haji kita utamanya saat mereka berada di tanah suci.
"Kita sudah sepakat dengan panitia penyelenggara haji kita akan melakukan pertemuan dan melakukan evaluasi karena jadwal yang kita lihat di televisi untuk jamaah Indonesia adalah pukul 12.00 keatas ternyata itu dipertanyakan, kenapa tiba-tiba dilakukan pelontaran dipagi hari, apakah terlalu banyak komando diatas atau bagaimana maka kita akan melakukan pertemuan," Syamsiar. (Irwan)