Lahan Tidur di Mamasa yang sudah mulai digarap
MAMASA, mandarnews.com – Kendati petani di Kabupaten Mamasa mulai mengelola lahan tidur namun bantuan dan pendampingan perlu ditingkatkan. Hal itu dikemukakan Anggota DPRD Kabupaten Mamasa, Darius To’tuan saat dikonfirmasi di kediamannya, Selasa (5/2).
Darius menjelaskan, di Mamasa hampir 80% masyarakat hidup dari sektor pertanian maka hal tersebut adalah salah satu tolok ukur dalam peningkatan ekonomi masyarakat dan PAD (Pendapatan Asli Daerah).
Lanjut Darius, salah satu bukti keseriusan masyarakat bahkan ada beberapa kelompok masyarakat yang mulai berani mengambil pinjaman melalui Bank guna menjadi sumber modal dalam mengelola usaha pertanian.
“Ini penting untuk diapresiasi lantaran ada kemauan masyarakat tinggal bagaimana kehadiran Pemerintah Daerah (Pemda) dalam mendukung aktivitas itu,” tandasnya.
Ia berpendapat, jika masyarakat diberikan permodalan baik itu berupa pupuk, bibit dan obat-obat pertanian maka tentu akan sangat meringankan petani sebagaimana beberapa perbincangan dengan masyarakat tani yang sering ditemui.
Kedepan, kata Darius, hal tersebut harus lebih ditingkatkan dari Pemda sehingga benar-benar masyarakat memiliki sumber pendapatan lain di luar hasil padi.
Ia menerangkan, soal adanya isu bahwa jika banyak yang mengembangkan tanaman holtikultura seperti kentang, jagung, kacang merah dan beberapa jenis holtikultura lainnya akan berakibat pada lemahnya akses pemasaran hingga terjadi pembusukan. Hal itu jangan menjadi penghalang sebab jauh sebelumnya masalah itu sering didiskusi dengan salah satu penggerak tani di Mamasa, Demianus Tarra hingga akses pemasaran juga telah siap bahkan beberapa target yang diberikan belum mampu dipenuhi.
Darius mengaku juga mengelola kebun kentang di Desa Tawalian Timur dan hampir mencapai kurang lebih 1 ton saat panen untuk bibit. Hal tersebut membuktikan bahwa holtikultura sangat berpeluang di Mamasa.
Darius Totuan berharap ada pendampingan bagi petani sehingga benar-benar memiliki kemampuan dalam mengelola suatu jenis tanaman yang akan ditekuni karena dengan mengandalkan kemampuan penyuluh pertanian masih sangat terbatas.
Salah satu warga Desa Orobua, Yohanis saat ditemui di kota Mamasa juga berharap setiap wilayah dipetakan sesuai potensi daerah masing-masing sehingga tiap daerah memiliki ciri khas tersendiri.
Kendala utama bagi petani, kata Yohanis, yakni kurangnya pendampingan atau mentor dalam bentuk sosialisasi agar petani benar-benar memahami cara budidaya tanaman yang ditekuni.
Kenapa hal tersebut penting, kata Yohanis, agar bantuan-bantuan yang masuk tepat sasaran atau tidak digunakan lain sebab sering tidak tepat sasaran saat ada bantuan Pemda karena kurang pemahaman.
“Kami berharap petani diberikan perhatian khusus sehingga mapan dalam mengelola sektor pertanian,” ujarnya.(Hapri Nelpan)