Hal ini menjadikannya isu strategis mempertahankan kawasan konservasi di tengah laju industrialisasi di era generasi milenial.
Letaknya yang berdekatan dengan negara tetangga juga diharapkan gaung konservasi bisa sampai ke mancanegara.
Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin, membeberkan, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Provinsi Kepulauan Riau masuk peringkat ketiga se-Indonesia, setelah Bali dan DKI Jakarta.
“Terima kasih telah memilih Batam sebagai tuan rumah pelaksanaan HKAN 2019, mudah-mudahan betah dan nyaman. Kegiatan ini juga menjadi motivasi bagi Batam untuk meningkatkan kunjungan wisata,” ungkap Jefridin, dalam sambutannya mewakili Walikota Batam.
Peringatan HKAN Tahun 2019 dilaksanakan pada tanggal 5-8 Agustus 2019. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan diantaranya talkshow, workshop kelompok minat, tour mountaineering, dan bedah buku.
Adapun puncak peringatan HKAN digelar pada tanggal 7 Agustus 2019 yang akan diisi kegiatan pelepasan elang, penghargaan konservasi, deklarasi, dan pentas milenial seni budaya daerah.
Berdasarkan laporan Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PJLHK), Asep Sugiharta selaku Ketua Panitia, kegiatan ini diikuti 400 peserta dari seluruh Indonesia yang berasal dari Pramuka Satuan Karya (Saka) Wanabakti, pegiat konservasi, dan UPT Ditjen KSDAE.
“Dengan peringatan ini, diharapkan terbangun spirit pengelolaan alam dan lingkungan secara bijaksana agar menjamin kesinambungan antara unsur manfaat dan unsur pelestarian alam,” papar Asep.
Spirit ini, tambahnya, juga harus diintegrasikan dengan kerja kolaboratif, yaitu kerja bersama para pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, media, tokoh masyarakat, pemerhati kehutanan dan lingkungan, perusahaan, serta aktivis/LSM. (rilis Kemen LHK)
Editor: Ilma Amelia