Terima Warga. Bupati Majene, Fahmi Massiara menerima sejumlah perwakilan warga Desa Ulumanda di Dafina Inn, Senin 13 Oktober 2017.
Majene, mandarnews.com – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Majene memberikan tanggapan terkait Ijazah Madrasah Diniyah Wutsha yang digunakan Kades Ulumanda terpilih Hardi P.
Ditemui di ruangannya, Abdullah, Kasubag Tata Usaha Kemenag Majene mengatakan bahwa Ijazah yang digunakan Kades Ulumanda terpilih tersebut setara dengan sertifikat.
“Itu bukan Ijazah sebagaimana mestinya. Apalagi yang bersangkutan juga namanya tidak terdaftar dalam ujian nasional,” tuturnya Rabu 22 November.
Ia mengatakan pihaknya telah meneliti foto copy ijazah milik Hardi, dan menemukan sejumlah kejanggalan, seperti lembar depan disebutkan Madrasah Diniyah Wustha, atau setara SMP, sementara lembaran belakang pada daftar nilai disebutkan Madrasah Diniyah Ula-Al-Hikmah atau setingkat SD.
Menurut Abdullah, secara kasat mata ijazah yang bersangkutan diketahui nonformal atau bukan formal, sebab yang mengeluarkan ijazah dari pihak pondok pesantren dan tidak
ada kaitan dengan Kemenag.
“Hanya saja terlepas dari persoalan ilegal atau legal, itu kewenangannya penyidik, tetapi terus terang pak, barusan saya lihat dokumen ijazah seperti ini, makanya ini menjadi tanda tanya besar, dan saya berharap pihak penegak hukum segera mengusut persoalan ini,” jelasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, kasus dugaan pemalsuan ijazah kades Ulumanda terpilih ini mencuat setelah salah satu calon kades Ulumanda lainnya H.Getok melaporkan Hardi P ke pihak Kepolisian Resort Majene.(Ashari)