Petugas Kesehatan berfoto bersama dalam kesibukannya melakukan pendataan
Mamasa, Mandarnews.com – Upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terus dilaksanakan oleh kementerian kesehatan (Kemenkes) RI bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Mamasa melalui program Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) dengan berpedoman pada data SUSENAS (Survei Sosial Nasional) yang dilaksanakan Badan pusat statistik tentang kesehatan di tahun 2019.
Menurut Esther SKM, saat ditemui di Balla, Rabu (10 April 2019), sebagai kepala seksi kesehatan keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan Mamasa, juga selaku koordinator lapangan SSGBI, kegiatan ini mulai dilakukan dari tanggal 7 April 2019 di Kecamatan Mamasa.
“Sekarang kami berada di Kecamatan Balla dan yang kami lakukan yaitu mendata setiap anak atau balita dengan cara menimbang berat badan anak, mengukur panjang/tinggi badan, menanyakan umurnya, jenis kelamin, oedema, dan diare pada anak balita,” kata Esther.
Ia juga menjelaskan tujuannya. Yaitu untuk mengetahui status gisi balita atau anak khususnya di Kabupaten Mamasa, dan sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik, ada 51 BS (Blok Sensus) di kabupaten mamasa ini, tiap BS itu terdiri dari 10 Rumah Tangga.
“Jadi sesuai dengan data itulah yang akan kami turun kelapangan,” tutur Ester.
Ester menjelaskan, pihaknya juga berharap semoga dengan program ini, ada semacam gambaran atau petunjuk mengenai prevalensi stunting.
Stunting itu adalah gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi yang berlangsung lama (kronis) sehingga mengakibatkan tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar seusianya.
Dalam menjalankan tugas itu tidak melulu mulus tapi ada berbagai kendala. Diantaranya : ketika rumah yang didatangi kosong atau penghuninya lagi tidak di rumah, serta medan atau jalanan yang rusak.
Hal senada juga diungkapkan Nunung Nurjanah, SP. M.SI sebagai penanggung jawab tehnik di tingkat Propinsi Sulawesi Barat.
“Pendataan ini kami berpedoman dari data Badan Pusat Statistik dan kami mendata anak itu untuk percepatan pencegahan anak kerdil dan anak yang kekurangan gizi lainnya, agar pertumbuhan kesehatan anak indonesia kedepan kian membaik,” terang Nunung.
Nunung menjelaskan, masalah kesehatan yang berdampak besar saat sekarang ini dan sekaligus menjadi perhatian utama pemerintah adalah mengenai gizi balita di Indonesia. Pada tahun 2018 data mengenai Stunting = 30,8%, underweight = 17,7%, wasting = 10,2%, dan overweight = 8%.
Dari data tersebutlah sehingga pemerintah ingin masalah kesehatan khususnya gizi pada balita ini harus diperhatikan sehingga setiap tahunnya mempunyai penurunan.
Pawa’ (salah satu orang tua balita), warga dusun Peu-Peu Desa Balla Satanetean, mengaku sangat senang atas kehadiran pemerintah yang membidangi kesehatan karena dengan begitu, warga dapat mengetahui kondisi anaknaknya seperti berat badannya, tingginya, dan kesehatan lainnya.
Pawa’ berharap semoga pemerintah terus melanjutkan program-program yang bersentuhan langsung kepada masyarakat terutama di bidang kesehatan. (MG-1/advertorial)