Sediaan obat, tambahnya, yang dibawa oleh TKHI meliputi obat oral, obat injeksi, cairan infus, antiseptik, disertai juga dengan BMHP.
“Bagi jemaah haji yang kehabisan Perbekkes atau membutuhkan pengobatan, tidak perlu khawatir karena bisa memintanya ke TKHI yang mendampingi jemaah haji di setiap kloter,” papar Iqbal.
Seluruh penggunaan Perbekkes di setiap kloter dicatatkan dan dilaporkan secara online oleh TKHI menggunakan perangkat mobile.
Petugas Farmasi di Daker Makkah dan Madinah akan mengecek status ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan masing-masing kloter setiap 4 hari sekali.
“Pengiriman obat ke kloter menggunakan mekanisme push distribution. Jadi, TKHI tidak perlu melakukan permintaan obat secara manual karena akan terpantau dengan Sistem Informasi Obat Haji (SIOH),” imbuh Iqbal.
TKHI cukup melaporkan sisa obat setiap 4 hari sekali. Setiap harinya akan ada pengiriman paket obat dan BMHP ke setiap sektor.
”Kalau ada yang berkurang stoknya itu akan kita siapkan dan besoknya dapat diambil TKHI di masing-masing sektor,” ujar Iqbal.
Kebutuhan obat sudah diperhitungkan jauh hari sejak di tanah air. Perencanaan kebutuhan obat haji sudah semakin baik dengan mempertimbangkan pola penggunaan obat tahun lalu dan memperhitungkan stok yang masih ada di Arab Saudi.
”Walaupun begitu, kami juga tetap siap jika ada kebutuhan obat atau Perbekkes yang di luar perkiraan,” kata Iqbal.
Instalasi Farmasi di KKHI diperkuat oleh 14 tenaga farmasi (apoteker dan tenaga teknis kefarmasian). Untuk memperkuat sistem push distribution dan pelayanan kesehatan emergensi, di masing-masing sektor di Daker Makkah juga terdapat petugas farmasi yang tergabung dalam Tim Gerak Cepat.
Sedangkan untuk mendukung pelayanan kesehatan di bandara telah siap satu orang tenaga apoteker. Dengan jumlah tenaga yang bertambah dan sistem distribusi yang semakin baik, Tim Perbekalan Kesehatan PPIH tahun 1440H/2019M siap melayani kebutuhan obat bagi jemaah haji Indonesia selama 24 jam. (rilis Kemenkes)
Editor: Ilma Amelia