Diskusi akhir tahun sekaligus peluncuran White Book oleh Kemenko Perekonomian. Sumber foto: ekon.go.id
Jakarta – Revolusi industri 4.0 membawa beragam potensi bagi terakselerasinya pertumbuhan ekonomi nasional secara inklusif.
Peta jalan “Making Indonesia 4.0” yang diluncurkan pemerintah pada 4 April 2018 lalu menjadi arahan strategis dalam pembangunan industri nasional di masa depan.
Hal ini bertujuan untuk mencapai target negeri ini masuk jajaran 10 besar negara di dunia dengan perekonomian terbesar pada 2030 dan Visi Indonesia Emas 2045, dimana Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-4 dunia.
Untuk itu, Kedeputian Bidang Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian bersama pemangku kepentingan lintas sektor mengadakan Diskusi Telematika Akhir Tahun 2019 bertajuk “Indonesia Digital Readiness towards Dual Giga Connected and Intelligent Nation” serta meluncurkan Buku Putih (White Book) berjudul “Indonesia Digital for Future Economy & Inclusive Urban Transformation”, Senin (23/12/2019).
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian, Wahyu Utomo menyampaikan, disusunnya buku putih ini merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam sebuah sinergi yang diharapkan akan menjadi dasar dalam mengarahkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pemerataan dan seluruh manfaat dalam pembangunan, khususnya ekonomi digital yang inklusif, adil, dan merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Buku ini juga merefleksikan potensi dan tantangan, status terkini, serta usulan langkah-langkah strategis dalam mewujudkan Indonesia Digital menuju suksesnya transformasi ekonomi bangsa dan inklusivitas urban di masa depan,” ujar Wahyu.
Ia menjelaskan, digitalisasi telah menimbulkan perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, sejalan dengan perkembangan internet yang pesat.
“TIK yang andal dengan kecepatan tinggi dibutuhkan untuk menghubungkan infrastruktur ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI), kawasan pariwisata, serta UMKM,” kata Wahyu.
Selain itu, lanjutnya, penggunaan TIK akan menimbulkan efisiensi tinggi dalam menghubungkan Sabang sampai Merauke.
“Apalagi salah satu proyek strategis nasional (PSN) yaitu Palapa Ring telah selesai pada tahun ini dengan metode KPBU. Dari 223 PSN, diperkirakan akan terselesaikan 91 proyek sampai akhir tahun ini dan ditargetkan selesai hingga 141 PSN di tahun depan,” sebut Wahyu.
Sejalan dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru ke Provinsi Kalimantan Timur, diharapkan buku putih ini bisa memberikan gambaran awal kemampuan digital lintas sektor pemerintahan untuk aplikasi layanan publik utama seperti kependudukan, kesehatan, logistik dan perhubungan, manajemen risiko bencana, serta layanan finansial.
“Di samping itu, beberapa acuan standar pita lebar (Broadband Standard Recommendation), ketentuan/kebutuhan kinerja (performance requirements) untuk high data rate, dan strategi ITU 2020-2023 diharapkan dapat memberi gambaran kebutuhan awal pemindahan IKN berbasis TIK,” ucap Wahyu.