Kementerian Pariwiwisata Republik Indonesia (Kemenpar RI) menunjuk Kabupaten Majene sebagai kawasan pengembangan pariwisata nasional. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Disporabudpar) Majene, Abdul Hamid.
"Kementerian (Pariwisata) tunjuk Majene sebagai perwakilan Sulbar sebagai kawasan pengembangan pariwisata nasional," kata Hamid, Selasa 27 September 2016.
Penunjukan tersebut termaktub dalam PP nomor 50 tahun 2011 tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional tahun 2010-2025. Kemenpar menetapkan 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan Majene berada pada urutan 171. Majene masuk dalam wilayah Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Toraja-Lorelindu dan sekitarnya.
Lanjut Hamid, penunjukan tersebut bukan usulan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene. Melainkan hasil survey yang dilakukan Kemenpar terkait progres perkembangan pariwisata di Majene.
Berbagai persiapan telah dilakukan atas penunjukan tersebut. Seperti pengembangan wisata bahari di Pantai Barane dan sepanjang pantai di Kelurahan Baurung dan pantai lainnya di Kabupaten Majene.
"Berdasarkan arahan bupati, pengembangan wisata bahari difokuskan di Pantai Barane, Dato termasuk Taman Kota dan pantai lainnya di Majene," terangnya.
Penunjukan tersebut memberi peluang kepada Pemkab Majene untuk mendapatkan anggaran pengembangan wisata. Saat ini, Pemkab Majene melalui Disporabudpar sedang mengupayakan hal tersebut.
"Insya Allah tahun depan sudah ada bantuan. Tergantung pemerintah pusat kapan dikembangkan, yang jelas (Majene) sementara mendapatkan peluang untuk pengembangan wisata," ungkap Hamid.
Terkait penetapan Kabupaten Mamasa sebagai kota destinasi wisata di Sulbar, menurut Hamid itu tidak menjadi masalah. Pasalnya, penunjukan Majene sebagai kawasan pengembangan wisata nasional sementara Mamasa masuk sebagai pengembangan destinasi wisata di Sulbar. (Irwan)