Mesin pintar tersebut, tambahnya, berperan menjangkau Online to Offline (O2O) di area rawan Covid-19 dan secara drastis mengurangi interaksi antara kasir dengan pengunjung lain ketika melakukan pembelian di toko ritel untuk kebutuhan sehari-hari, pembayaran listrik, pembelian obat dan kegiatan pembelanjaan lainnya.
“Mesin pintar Akses untuk Bangsa menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Augmented Reality (AR),” ucap Menkominfo.
Ia menerangkan, setiap mesin pintar memiliki dua fitur utama untuk akses dan informasi. FItur akses membantu untuk mengurangi interaksi antara orang per orang di masa Covid-19 serta konsultasi dengan AI mengenai Covid-19.
“Adapun fitur informasi mencakup informasi Chatbot Covid19.go.id, aplikasi Peduli Lindungi, dan aplikasi 10 Rumah Aman,” tutur Menkominfo.
Pengembangan kedepan, menurutnya, akan dapat digunakan untuk verifikasi data terkait, seperti penerima donasi sembako, obat-obatan, dan informasi publik lainnya.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada pihak yang ikut berkolaborasi untuk mengembangkan mesin pintar Akses untuk Bangsa.
“Saya mengucapkan terima kasih untk komunitas dunia teknologi digital, yaitu DAV (WIR Global), Prixa, serta dari sektor ritel seperti Alfamart dan Alfamidi. Juga konten kolaborator anak negeri WIR Group, Disrupto, dan Kennedy Voice Berliner (KVB),” tukas Menkominfo.
Ia pun mengajak seluruh pihak untuk menjaga semangat kolaborasi dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. (rilis Kemkominfo)
Editor: Ilma Amelia