Sejumlah peserta melerai agar tidak terjadi kericuhan yang lebih lanjut.
Mamasa, mandarnews.com – Adu mulut mewarnai jalannya rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mamasa, Selasa (30/11).
Meksipun Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2022 diterima sejumlah fraksi namun proses persidangan di gedung DPRD ini berjalan tegang dan sempat terjadi kericuhan di antara beberapa peserta sidang.
Berdasarkan pantauan media, keributan itu bermula usai anggota DPRD Mamasa Reskianto menyampaikan sejumlah tambahan pendapat atas pandangan fraksi yang telah dibacakan, termasuk menyinggung pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), bahkan soal minimnya kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga defisit anggaran mencapai sekira Rp115 miliar.
Menurut Reski, dalam pinjaman yang akan dilakukan terdapat angka yang tidak rasional dan menanyakan siapa yang akan bertanggungjawab atas hal itu.
Setelah hal itu dikemukakan, seorang pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) berinisial ER berjalan menuju meja pimpinan sidang DPRD dan menyampaikan bahwa ini sidang paripurna dan pemandangan umum fraksi.
Hal tersebut kemudian diikuti sejumlah interupsi dari anggota DPRD hingga proses paripurna sedikit mengalami ketegangan.
Merespons hal itu, Ketua DPRD Kabupaten Mamasa Orsan Soleman menjelaskan, kejadian yang berlangsung dapat dibilang kisruh juga dapat dianggap sebuah dinamika dalam persidangan yang tentunya bermuara pada kepentingan masyarakat di Mamasa.
“Ini murni dinamika dalam proses persidangan,” tutur Orsan ke awak media usai paripurna.
Lanjut Orsan, perbedaan pendapat dalam persidangan itu wajar dan mestinya tidak perlu ada insiden-insiden yang terjadi.
“Mengenai angka-angka yang dinilai kurang rasional. Saya rasa ini proses persidangan dan tentu soal angka akan berlangsung dinamis,” ungkap Orsan.
Sementara Bupati Mamasa H.Ramlan Badawi usai paripurna mengungkapkan, prinsipnya proses paripurna Ranperda APBD Tahun 2022 telah diterima oleh DPRD sehingga tinggal proses asistensi ke Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar).
“Adapun riak-riak itu adalah dinamika dalam persidangan,” ujar Ramlan.
Sejumlah masukan fraksi pun telah dicatat untuk kemudian menjadi perhatian ke depannya dan soal bagaimana strategi Pemkab menanggulangi defisit tentu akan dibicarakan lagi, bahkan akan membentuk tim untuk meningkatkan PAD. (Yoris)
Editor: Ilma Amelia