Personel Humas Polda Sulbar menerima ilmu jurnalistik dari Ketua AMSI Sulbar, Anhar.
Mamuju – Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Barat (Humas Polda Sulbar) menggelar pelatihan kehumasan pada peningkatan kemampuan konten kreatif yang mengusung tema “Penguatan Kapasitas SDM Polri dan Pemantapan Komunikasi Publik yang Presisi”.
Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari ini dilaksanakan di lantai 2 Aula Comment Center Polda Sulbar yang dibuka langsung oleh Kepala Bidang (Kabid) Humas Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Syamsu Ridwan, Kamis (19/8).
Adapun peserta yang ikut pada kegiatan ini sebanyak 32 orang utusan masing-masing Kepolisian Resor (Polres) dan operator Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Satuan Kerja (Satker) Polda Sulbar dengan pemateri internal Polda Sulbar dan eksternal yakni Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Sulbar, Anhar.
Dalam sambutannya, Kombes Pol Syamsu Ridwan menyampaikan, keterbukaan informasi memang membuat masyarakat akan lebih gampang mengakses semua informasi yang ada. Hanya saja, tentu ada berbagai dampak yang ditimbulkan, seperti penyebaran berita hoaks yang menjadi tantangan sebagai Polri, khususnya di bidang kehumasan dalam menjaga situasi yang tetap kondusif.
“Untuk itu, kami berharap melalui kegiatan ini seluruh personel diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatkan selama pelatihan guna mendukung pelaksanaan tugas Polri yang lebih maksimal dan efisien,” tutur Kombes Pol Syamsu Ridwan.
Pada kesempatan ini, Kombes Pol Syamsu Ridwan juga mengingatkan kepada peserta agar di situasi Covid-19 tetap menjaga kebugaran fisik dengan disiplin protokol kesehatan (prokes).
āSupaya kembali dari sini tetap sehat dan kembali menjalankan aktivitas sebagai anggota Polri di wilayah masing-masing,ā harap Kombes Pol Syamsu.
Ketua AMSI Sulbar Anhar menjelaskan, dalam upaya meningkatkan kinerja di Polda Sulbar dalam konteks pemberitaan pimpinan dibutuhkan sinergi dan koordinasi, sehingga apa yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami publik.
āSerangkaian aktivitas untuk menghadirkan informasi bagi masyarakat harus ada parameter. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan memenuhi standar etika,ā kata Anhar.
Ia menyampaikan, suatu peristiwa atau kegiatan diliput baiknya punya arti bagi mayoritas khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Sehingga kepentingan publik atas berita itu terpenuhi, setidaknya menjadi inspirasi atau meningkatkan kewaspadaan.
āSeorang reporter harus selalu berusaha mengamati peristiwa secara langsung atau melakukan verifikasi atas sumber informasi. Sebab pres rilis yang biasa dibagikan itu sifatnya menjadi informasi awal, sehingga perlu untuk dikonfirmasi ulang, apakah ada informasi yang perlu ditambahkan jika kurang atau diperjelas jika masih ada yang dianggap kabur,ā pungkas Anhar.
Reporter: Sugiarto
Editor: Ilma Amelia