
KH. Adnan Nota, Ketua PWNU Sulbar.
Majene, mandarnews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak setuju dengan pemecatan 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
“Hasil tes wawasan kebangsaan terhadap pegawai KPK hendaknya menjadi masukan untuk langkah-langkah perbaikan KPK, baik terhadap individu-individu maupun institusi KPK. Tidak serta merta dijadikan dasar untuk memberhentinkan 75 pegawai KPK yang dinyatakan tidak lolos tes,” kata Jokowi dalam konferensi persnya, Senin (17/5).
Ketua Pimpinan Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Sulawesi Barat (Sulbar) KH. Adnan Nota pun mendukung sikap Presiden Jokowi.
Menurut Adnan, langkah ini menunjukkan bahwa Presiden berniat untuk memperkuat wawasan kebangsaan pegawai KPK tanpa bermaksud untuk melemahkan KPK. Bahkan, Presiden juga berkeinginan memberikan pendidikan wawasan kebangsaan kepada pegawai KPK yang tidak lulus TWK.
“Kaitan dengan Tes Wawasan Kebangsaan itu akan berlanjut dan sudah ada pernyataan Presiden bahwa 75 anggota KPK ini, yang tidak lolos akan diberi pendidikan secara khusus untuk kembali menguatkan wawasan kebangsaannya,” ujar Adnan, Rabu (19/5).
Dirinya menilai bahwa Presiden justru bermaksud agar personel KPK diperkuat wawasan kebangsaannya melalui Pendidikan Wawasan Kebangsaan. Jadi, Adnan beranggapan tidaklah benar akan ada upaya pelemahan oleh Presiden melalui TWK pegawai KPK.
Sebelumnya, pernah ada pernyataan terima kasih kepada Presiden Jokowi dari Novel Baswedan, salah satu penyidik senior KPK yang tidak lulus TWK.
Dikutip dari Twitter Novel Baswedan, “Alhamdulillah dengan pidato Pak Presiden Jokowi telah membebaskan kami dari tuduhan itu. Terima kasih pak @jokowi, apresiasi atas perhatian bapak.”
Pernyataan ini diungkapkan usai Presiden menyatakan akan memberikan pendidikan wawasan kebangsaan kepada 75 pegawai KPK yang dianggap tidak lulus TWK.
Adnan juga menegaskan bahwa pemecatan 75 pegawai KPK hanyalah isu yang dimainkan oleh orang-orang lebai yang membenci pemerintah.
“Kalau ada yang mengatakan bahwa KPK diperlemah itu hanya orang-orang lebai yang selalu berprasangka buruk terhadap pemerintah.” tutup Adnan.
(Mutawakkir Saputra)
Editor: Ilma Amelia