Hasura saat menjual dan membuat Jepa di pasar Sentral Majene ditemani saudaranya.
Majene, mandarnews.com – Inilah sosok ibu Hasura. Seorang ibu yang berusia 49 tahun yang tinggal di Lingkungan Kalasa, Kelurahan Totoli, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.
Hasura yang kesehariannya hanya penjual makanan tradisional khas suku Mandar yaitu Jepa’ dan Sokkol Lame Ayu’ di Pasar Sentral Majene mendapat rejeki untuk bisa menunaikan ibadah haji tahun ini.
Ibu Hasura tercatat namanya sebagai salah satu jemaah haji tambahan untuk Kabupaten Majene yang akan berangkat tahun ini dari total 38 kuota tambahan jemaah haji untuk Majene.
Adanya informasi terkait keluarnya nama Hasura sebagai salah satu jemaah haji tambahan cukup mengejutkan pedagang pasar Sentral lainnya serta tetangganya di kampung.
Pasalnya, Hasura selama ini merahasiakan jika ia mendaftar untuk ibadah haji. Bahkan keluarganya sekalipun tidak mengetahui.
Hasura yang murah senyum itu mengatakan, dirinya mendaftar haji sejak tahun 2012. Ia menabung selama 11 tahun.
Ia menabung menggunakan hasil jerih payahnya menjual Jepa’ dan Sokkol Lameayu. Sebuah olahan makanan tradisional khas Suku Mandar yang berbahan pokok singkong dan kelapa.
“Jadi saya mendaftar sejak 2012 dan menabung selama 11 tahun. Makanya, banyak pedagang yang tidak percaya, karena selama ini saya sederhana dan memang tidak pernah cerita. Saya menabung dari sisa keuntungan menjual baik Rp. 5.000 per hari atau Rp. 10.000. Intinya jika ada keuntungan dan sisa dari belanja, saya tabung lagi,” jelas Hasura, yang ditemui di rumahnya, Kamis (8/6/23).
Bahkan Hasura mengaku, ia memiliki celengan khusus untuk menabung uangnya di rumah.
“Selain dari tabungan sisa menjual, saya juga ikut arisan kecil-kecilan. Arisan yang pembayaran per harinya mulai Rp. 3.000 hingga Rp. 30.000. Makanya, saat arisan naik langsung ada dana untuk DP haji, sekitar Rp. 25.000.000,” jelasnya.
Masuknya nama Hasura sebagai salah satu jemaah haji tambahan tahun ini membuatnya sangat terharu. Sedih dan gembira ia rasakan. Sedih ia rasakan saat mengingat kembali perjuangannya yang menabung selama 11 tahun. Dan gembiranya karena bisa berangkat tahun ini, meskipun sebelumnya ia tidak menyangka bakal berangkat tahun ini.
Saat ini, ibu yang mempunyai empat anak dan dua cucu ini terus melakukan persiapan pemberangkatan. Termasuk kelengkapan dokumen.
Dari informasi yang diterima dari Kantor Kementerian Agama Majene, Hasura masuk pada Kelompok Terbang (Kloter) 43 Embarkasi UPG, Makassar. Rencananya Hasura akan berangkat bersama 37 jemaah haji tambahan Majene lainnya pada 20 Juni 2023 menuju embarkasi. Melakukan penerbangan pada 21 Juni 2023.
Hasura tinggal bersama suami dan anak dan cucunya serta menantunya di Lingkungan Kalasa, Kel. Totoli, Kec. Banggae, Majene. Suami Hasura bekerja sebagai pande besi atau pembuat parang. Sebelum berjualan Jepa dan Sokkol Lameayu, Hasura menjual beras.
Namun, ia beralih menjual beras ke Jepa’ karena mengalami kerugian, sehingga menjual Jepa dia pilih.
“Kalau beras butuh modal yang lumayan. Sementara menjual Jepa seperti ini hanya sekitar Rp. 50.000. Meskipun keuntungan tidak seberapa karena harus putar modal, tapi tetap kami syukuri,” tutupnya sambil tertawa.
Selama Hasura berangkat haji, sementara waktu saudaranya lah yang akan menggantikan dirinya untuk menjual Jepa di Pasar Sentral Majene. Adapun lapak milik Hasura dekat penjual ikan yang berada di belakang.
(Mutawakkir Saputra)