
potret Rasmiah bersama dua anaknya.
Majene, mandarnews.com – Sampai saat ini nelayan hilang Hamma Asil (44), masih simpang siur keberadaannya, meski ada informasi bahwa telah ditemukan oleh nelayan asal Pulau Karayaan Kota Baru Kalimantan Selatan.
Namun menurut istri Hamma Asil, Rasmiah (39) informasi tersebut belum jelas karena tidak ada bukti secara nyata.
“Memang ada informasi kalau suami saya telah ditemukan di karayaan, tapi saya belum yakin jika saya belum bicara langsung atau melihat fotonya,” jelas Rasmiah dengan mata berkaca-kaca menahan air mata saat ditemui di rumahnya, Kamis (11/07).
Menurut Rasmiah, Hamma Asil sebenarnya dari Kupang Nusa Tenggara Timur, untuk bekerja. Namun mendengar Sukri (20) anak ke-2 nya kecelakaan, Hamma Asil langsung pulang.
“Sebenarnya suami saya itu baru 5 hari dari Kupang, dia pulang karena mendengar anaknya kecelakaan dan baru kali pertama pergi maccumi selama disini dan ini hari ke-5 perginya, adapun ciri perahunya berwarna merah, di samping kapal bertuliskan takwa,” jelas Rasmiah.
Diketahui pasangan Hamma Asil dengan Rasmiah memiliki 7 orang anak, adapun yang mengalami kecelakaan beberapa minggu lalu adalah anak ke-2 dan ternyata penyandang disabilitas.
“Anak saya itu kecelakaan beberapa waktu lalu, dan mengalami patah tulang di bagian paha dan semalam saat buang air kecil /air kencingnya berdarah, mau dibawah ke rumah sakit, siapa yang akan menjaga, soalnya harus di jaga ketat kuatir jika sendiri, jika di infus, infusnya dicabut,” lanjut Rasmiah.
Perlu diketahui keluarga ini tinggal di rumah panggung yang sangat sederhana, dengan ukuran sekira 5 x 9 meter dengan berdindingkan tripleks dan papan serta beratapkan seng yang sudah berkarat.
Saat ini putra sulung Rasmiah, Muhammad Yusuf (23) yang bekerja di hutan kalimantan sebagai buruh kebun, sementara perjalanan pulang dari Kalimantan.
“Mungkin Yusuf sebentar lagi tiba, karena sudah beberapa hari perjalanan dari Kalimantan, dia sudah 2 bulan disana bekerja sebagai buruh tani,” kata Rasmiah.
Sementara anak ke-3, Satriani (17) baru memasuki kelas 3 SMA, sedangkan anak ke-4 saat ini duduk dibangku SMP, anak ke-5 Muhammad Afif kelas 4 SD, Haerul Aska anak ke-6 sementara duduk di kelas 1 SD dan si bungsu Rana Adiba Ashara masih mengenyam pendidikan di taman kanak kanak.
Dan saat ini, keluarga tersebut hanya menerima bantuan Pemerintah yakni Program Keluarga Harapan (PKH), sedangkan bantuan untuk penyandang disabitas belum pernah.
Mendengar hal ini cruw mandar news, langsung menemui Pemerintah desa dalam hal ini Kepala Desa Lalatedong, Ridwan Maruseng.
“Sebenarnya setiap tahun kami usulkan bantuan untuk penyandang disabitas, termasuk anak bu Rasmiah karena kami selalau dimintai data oleh pemerintah terkait. Beberapa waktu lalu memang ada dua nama anak disabilitas menerima bantuan, namun tidak ada nama Sukri di di dalamnya,” tutur Ridwan Maruseng. (Haslan)