Tarian dengan pakaian dari empat etnis di Sulselbar dipentaskan dalam seminar kabupaten mahasiswa KKN PPL Terpadu UNM tahun 2017.
Majene, mandarnews.com – Acara seminar dihadiri Wakil Bupati, Lukman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Ansar Malik, Kepala Sekolah mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA/SMK dan perwakilan mahasiswa dari masing-masing sekolah di Majene. Kegiatan seminar diawali dengan penampilan mahasiswa KKN PPL Terpadu membawakan tarian yang berjudul tarian empat etnis hasil kreasi mahasiswa.
Para penari yang terdiri atas empat penari perempuan ini mengenakan kostum yang mewakili empat etnis besar yang mendiami wilayah Sulawesi Selatan dan Barat. Yakni Suku Bugis, Suku Bugis Makassar, Suku Mandar, dan Suku Toraja.
Begitupun dalam gerakan tariannya mewakili gerakan empat etnis hal ini bisa diliat dari lagu dan pukulan gendang. Untuk gerak tari yang pertama dimulai dengan senandung lagu “Anging Mamiri”, disusul lagu Bugis, lagu “Tenggang-Tenggang Lopi”, dan terakhir lagu dari Mamasa.
Ada yang unik dari kegiatan pembukaan adalah pada saat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Ada perwakilan dari mahasiswa jurusan pendidikan luar sekolah yang menyanyikan dengan melakukan gerakan tangan sebagai bahasa isyarat bagi kaum difabel. Memang garis besar program kerja mahasiswa memasukkan program yang memperhatikan kaum difabel.
Dalam laporan yang disampaikan oleh koordinator KKN PPL terpadu UNM Kabupaten, Wiratmawanto, yang juga putra wakil Bupati Majene, ia bersama ratusan mahasiswa lain yang berkegiatan di Majene berterimakasih kepada pemerintah atas dukungan sejak mereka pertama tiba di Majene hingga hari ini dengan berlangsungnya kegiatan Seminar Kabupaten.
Kepala Dikdikbud Majene, Ansar Malik dalam sambutannya sangat mengapresiasi Seminar Program tingkat Kabupaten itu. Karena ini seminar pertama yang dilaksanakan setelah tiga periode Majene menerima kedatangan peserta KKN.
Ansar bersyukur karena kedatangan mahasiswa sangat membantu utamanya karena daerah ini masih sangat kekurangan guru. Kata dia, ini bisa mengurangi beban sekolah yang selama ini mengeluhkan kekurangan tenaga pengajar. Tapi ia juga berharap agar bantuan ini jangan disalahgunakan dengan leluasa meninggalkan sekolah karena tugasnya digantikan mahasiswa.
Lanjut Ansar, alam sambutannya, ia juga menghimbau agar guru dan mahasiswa menjadi teladan dalam hal pendidikan karakter, melakukan pemeriksaan tas siswa sebelum mengajar, karena dalam sidaknya beberapa waktu lalu di sekolah-sekolah ada beberapa siswa yang kedapatan menyimpan obat-obatan terlarang.
“Dan juga mencegah anak ke sekolah membawa kendaraan sendiri jika belum punya SIM, dan jika memiliki SIM harus dipastikan siswa mengenakan helm. Hal ini diharapkan bisa mengurangi resiko kecelakaan yang saat ini didominasi oleh remaja,” tegasnya
Sementara itu, Wakil Bupati Lukman Nurman, sangat antusias dengan kehadiran Mahasiswa KKN PPL Terpadu di wilayahnya. Sebelumnya, wakil Bupati meminta maaf karena acara lambat dibuka. Sedianya pukul 09.00 pagi seminar sudah dibuka tapi menunggu wakil bupati yang sedang melayani sekelompok masyarakat yang sedang menyalurkan aspirasinya di Kantor Bupati.
Selanjutnya dalam sambutannya mengharapkan agar program Mahasiswa tidak usah banyak-banyak karena biasanya banyak yang tidak sempat dilaksanakan sebelum balik ke kampus.
“Biar sedikit saja programnya tapi bermanfaat besar dan bisa dilaksanakan sepenuhnya,” tandasnya.
Kepada Kepala Sekolah yang hadir, Lukman menghimbau agar membantu program kerja yang ditelurkan dari seminar ini. Karena bagaimanapun, kata Wakil bupati, mereka sebagai mahasiswa yang sedang mengaplikasikan ilmunya, tentu tetap perlu bimbingan dari guru pendamping di sekokah masing-masing.(zukhrinab)