Kelompok pertama yang mendapatkan kesempatan pemantapan bimbingan ibadah.
Mekkah – Jemaah calon haji (JCH) Kloter UPG 7 Embarkasi Makassar secara intensif mendapatkan bimbingan ibadah (Bimbad) di hotel Rabieh Al Hijaz 02 Mekkah (28/05/2024).
Ketua Kloter bersama pembimbing ibadah mengagendakan kegiatan pembimbingan ibadah setiap hari hingga puncaknya ibadah haji wukuf di Arafah 9 Dzulhijjah 1445 H.
Kegiatan penguatan manasik yang melibatkan 450 JCH asal Provinsi Sulawesi Barat ini yang terdiri dari 11 Rombongan dan 34 regu.
Ketua Kloter Ustadz Muh. Naim mengatakan bahwa pemantapan ilmu perhajian bagi JCH selama tinggal di wilayah Syisyah Mekkah ini bertujuan untuk mempertajam kembali pengetahuan dan pemahaman tentang rangkaian ibadah agar memperoleh predikat haji yang mabrur.
Menurut ustadz Muh Naim, untuk menghindari kejenuhan JCH maka Ketua Kloter akan berkerja sama dan berkolaborasi dengan Pembimbing ibadah, Drs. H. Darmawan, M.PdI selaku TIPIHI dalam meramu materi seputar kegiatan persiapan dan ibadah-ibadah yang seharusnya dilakukan ketika berada di Arafah, Musdhalifah dan Mina ARMUZNA.
Demi keselamatan dan kekhusyuan JCH dalam menyempurnakan ibadah haji mereka maka jemaah akan disuguhkan materi tentang adab, budaya, hukum serta kebijakan pemerintah Arab Saudi terkait pelaksanaan ibadah haji.
“Bersama dengan pembimbing ibadah, Kami secara bersama membekali jemaah, sekalipun jemaah sudah manasik di daerah asal, tetapi kegiatan yang kami programkan bersama Pembimbing ibadah ini adalah untuk mereview kembali akan pengetahuan serta amalan-amalan yang lebih afdhol dilakukan saat menjalani fase ARMUZNA,” ujar ustadz Muh Naim.
Pertemuan yang akan berlangsung secara berkala di ruang mushallah Lantai M hotel ini akan mengikutkan satu rombongan setiap sekali pertemuan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi serta tanya jawab serta menggunakan alokasi waktu satu sampai dua jam.
Drs H Darmawan selaku pembimbing ibadah pada materi perdana dengan peserta rombongan satu sebagai peserta pertama, menyampaikan materinya perihal tentang pakaian ihram dan larangan-larangannya.
Darmawan menguraikan tata cara berihram yang dimulai dengan mandi, shalat Sunnah lalu berniat ihram di hotel, pada saat sudah berihram haji maka larangan-larangan ihram sudah berlaku.
“Saat pakai ihram bagi laki-laki dilarang pakai kain berjahit, topi, menutup mata kaki. Dan bagi perempuan, tidak boleh menutup wajah dan telapak tangan. Kedua-duanya baik laki-laki maupun perempuan dilarang mencabut tumbuh-tumbuhan, dilarang membunuh binatang, dilarang pakai wangi-wangian, memotong kuku dan rambut, dilarang berhubungan seksual. Maka apabila ini dilanggar akan ditebus dengan dam isha’ah yang realisasinya memotong 1 ekor kambing,” jelas Darmawan.
Darmawan menambahkan, ketika waktunya wukuf tiba tanggal 9 Dzulhijjah maka perbanyak istighfar, dzikir shalawat serta doa. Lalu dilanjutkan menuju Musdhalifah dengan mabit sejenak, mengambil batu kecil untuk persiapan pelontaran di Mina.
Salah seorang Ketua Rombongan Syamsiar Muchtar (sekretaris Daerah Kab. Majene tahun 2010 sampai 2017) mengaku sangat senang dan mengapresiasi program ini.
“Saya senang dengan kegiatan ini, rasa-rasanya waktu manasik di daerah tidak cukup, dengan adanya pertemuan ini akan semakin menambah pengetahuan dan pemahaman CJH untuk mencapai haji mabrur,” ujar Syamsiar.
Hasil yang diharapkan dari pertemuan ini adalah semoga JCH Kloter UPG 7 Embarkasi Makassar dapat melaksanakan serta menyempurnakan seluruh rangkaian ibadah haji mereka sehingga, mereka kembali ke daerah masing-masing dengan menyandang predikat haji mabrur. (*)