GMNI Mamuju dan Kadispora meninjau wisata air panas di Tahaya-haya, Mamuju.
Mamuju, mandarnews.com – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Mamuju merayakan hari jadi Kabupaten Mamuju ke-483 tahun dengan melakukan bakti sosial di objek wisata air panas Tahaya-haya di Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (20/7).
Ketua GMNI Mamuju Adam Jauri mengatakan, mereka melakukan pembersihan di objek wisata dalam beberapa kesempatan berbeda.
“Objek wisata air panas Tahaya-haya sebenarnya memiliki akses yang dekat dari pusat Kota Mamuju. Bahkan, berjarak kurang lebih 2 kilometer dari Kantor Bupati,” ujar Adam.
Namun, sejak beberapa tahun terakhir, objek wisata air panas Tahaya-haya luput perhatian dan terabaikan. Tersisa bangunan tua yang dipenuhi rumput liar dan mata air yang tak terawat hingga semburan air panas nyaris hilang.
“Wisata Wai Panas Managallang ini memiliki banyak nilai unggulan, bukan hanya menyuguhkan air panas untuk ditempati bermandi saja namun air panasnya juga baik buat kesehatan, seperti untuk pengidap penyakit kulit, saraf, dan lain sebagainya,” kata Adam.
Objek wisata dengan nama lokal Wai Panas Mananggallang ini tidak hanya menyajikan pemandangan asri yang dapat merileksasi pikiran, namun terdapat nilai sejarah. Dulunya, area itu jadi saksi berdirinya kerajaan Managallang, salah satu kerajaan di Mamuju.
Selain air panas, objek wisata ini juga memiliki gua alam yang dapat diakses tepat di samping air panas.
“Tahaya-haya ini juga mengandung nilai sejarah. Di tempat ini pernah terbangun satu kerajaan yang bernama Kerajaan Managallang. Konon Kerajaan Managallang adalah satu kerajaan yang fusi dengan beberapa kerajaan lain untuk membangun imperium yang lebih besar lagi yang bernama Kerajaan Mamuju,” jelas Adam.
Dengan wilayah advokasi berbasis kearifan lokal, GMNI Mamuju berharap, Wai Panas Managallang dapat dibangun kembali sebagai objek wisata alam dan sejarah, khususnya di Mamuju.
“Masyarakat Mamuju dan Sulawesi Barat secara khusus harus mengetahui tempat yang memiliki banyak potensi jual ini. Terakhir, kami mengharapkan adanya perhatian serta pemberdayaan di objek wisata ini karena memiliki potensi jual yang tinggi. Kami percaya bahwa tempat ini bila diberdayakan dapat meningkatkan PAD Kabupaten Mamuju, menciptakan ruang ekonomi baru, tempat berobat masyarakat, serta menjadi medium untuk mengampanyekan serta melestarikan warisan budaya yang ada di Bumi Manakarra,” sebut Adam.
Selain para kader GMNI Mamuju, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Barat Safaruddin Sanusi juga ikut meninjau Wai Panas Managgallang. Menurutnya, wisata air panas Tahaya-haya itu sangat berpotensi.
“Saat ini, Pemprov Sulbar sedang menggodok kerjasama antar lembaga kepemudaan untuk mengeksplor potensi daerah,” ucap Safaruddin.
Bahkan kedepan, Safaruddin menyebut akan mengajak pemerintah kabupaten, perbankan, dan lembaga lain untuk mengelola dan membangun wisata, termasuk air panas Tahaya-haya.
“Selain kerjasama untuk membangun objek wisata air panas di Tahaya-haya, Dispora dan GMNI juga bersama-sama akan mendata anak tidak sekolah, sosialiasasi pernikahan dini, dan ekonomi ekstrem. Saya kira Dispora, khususnya Pemprov Sulbar dan OKP bisa saling bersinergi dalam pembangunan di Sulbar, khususnya mengembangkan usaha-usaha kreatif dari para pemuda. Tentu dengan mengajak pemerintah kabupaten, perbankan, dan lembaga lainnya,” tutup Safaruddin.