Koordinator KOMRAK, Adam Ali.
Polewali Mandar, mandarnews.com – Merespons rekaman video yang beredar luas dan memperlihatkan seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Polewali Mandar berinisial RN yang meneriaki dan menunjuk-nunjuk jurnalis di tempat peliputan, KOMRAK mendesak Badan Kehormatan DPRD untuk segera bertindak.
“Kita perlu ingat, pers adalah amanah reformasi. Dari perjuangan panjang rakyat, lahirlah kebebasan yang kini kita nikmati termasuk hak untuk mengkritik dan mengawasi,” ujar Koordinator KOMRAK, Adam Ali, dalam rilis yang diterima redaksi, Sabtu (1/11/2025).
Karena itu, tambah Adam, setiap sikap represif terhadap pers adalah penolakan terhadap nilai-nilai reformasi itu sendiri.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers memberi perlindungan agar masyarakat bisa tahu apa yang terjadi di ruang publik dan ruang kekuasaan. Ketika ada pejabat yang mencoba menghalangi kerja jurnalis, sama artinya dia sedang melawan semangat reformasi itu sendiri.
“Karena itu, kami mendesak Badan Kehormatan DPRD Polewali Mandar harus bertindak tegas. BK harus menunjukkan kewibawaan terhadap setiap pelanggaran etika untk ditindak,” kata Adam.
Ia berpendapat, jika BK DPRD tak bersikap, berarti membiarkan kepercayaan publik semakin runtuh.
“Reformasi memberi kita ruang untuk bicara, tapi tanggung jawab menjaga ruang itu ada di tangan pejabat publik. Kami tentu mengkhawatirkan sikap arogan satu orang mencoreng wajah seluruh wakil rakyat di Polewali Mandar,” sebut Adam.
Persoalan arogansi ini mulai mencuat sejak sikap RN terekam dalam video. Dalam rekaman tersebut, RN tampak menunjuk dan berteriak ke arah oknum jurnalis dari media Warta Amperak yang sedang melakukan peliputan di lokasi pemagaran Pasar Sentral Pekkabata, Kamis (30/10/2025).
“Saya perhatikan ki dari tadi. Iya, saya tandai! Jangan begitu! Netral, Pak, berdiri tegak lurus!” teriak RN sambil menunjuk-nunjuk jurnalis tersebut di hadapan warga dan aparat yang berjaga.
Wartawan Muda Warta Amperak, Ahmad Husni, yang menjadi sasaran dalam peristiwa itu, mengaku tidak memahami alasan di balik tindakan RN.
“RN tiba-tiba datang dan berteriak sambil menunjuk-nunjuk saya dengan sikap emosional. Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba diserang dengan kalimat ‘harus netral’, padahal saya hanya menjalankan tugas peliputan di lokasi sengketa lahan,” tutup Ahmad Husni. (rls)
Editor: Ilma Amelia
