Foto beras yang dilelang diambil dari halaman lelang.go.id.
Polewali Mandar, mandarnews.com – Melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL), Badan Urusan Logistik (Bulog) Polewali Mandar melelang 200 ton lebih beras yang kualitasnya di bawah standar.
Masa lelang sendiri berakhir pada tanggal 31 Desember 2025 dan beras dalam kemasan 50 kilogram tersebut saat ini disimpan di gudang Campurjo, Kecamatan Wonomulyo.
Kepala Cabang Perusahaan Umum (Perum) Bulog Polewali Mandar, Hadir Alamsyah, menyampaikan jika beras yang kini dilelang adalah sisa stok dari awal tahun 2025 yang kualitasnya berada di bawah standar, sehingga tidak bisa disalurkan sebagai beras program.
“Pada semester pertama, Bulog membeli gabah dari petani tanpa memilah kualitas (inequality) sesuai instruksi pusat. Beberapa gabah masih hijau, ada yang rusak, dan sebagian terkena hujan saat musim panen. Akibatnya, setelah digiling, ada hasil yang bagus dan ada yang kualitasnya kurang baik,” ujar Hadir kepada awak media di kantornya, Selasa (30/12/2025).
Hadir mengemukakan, adapun harga lelang di KPKNL sekitar Rp11.960/kg, termasuk pajak. Nilai kerugian negara yang disebabkan oleh beras di bawah standar ini tentu ada, namun detail perhitungan berada di pusat.
“Dari total pengadaan sekitar 40.000 ton, hanya sekitar 200 ton yang bermasalah, jadi persentasenya sangat kecil,” tutur Hadir.
Walaupun disebut di bawah standar, Hadir menegaskan kalau beras yang dimaksud masih layak dikonsumsi dan tidak menimbulkan risiko kesehatan.
“Jika dibeli pihak swasta, biasanya akan diproses lagi sehingga bisa menjadi lebih baik,” ucap Hadir.
Adapun alasan beras bisa menguning menurut Hadir adalah panen yang dilakukan saat musim hujan, banyak gabah dibiarkan di sawah/pinggir jalan, dan pabrik penggilingan yang penuh sehingga gabah lama menumpuk dan ketika digiling warnanya menjadi kuning.
Kepala Gudang Bulog Polewali, Mustafa, mengungkapkan kalau kadar air beras yang dilelang tersebut masih standar.
“Secara fisik terlihat kurang baik, namun masih layak konsumsi,” tukas Mustafa.
Ia menguraikan, alasan Bulog tidak melakukan pemolesan ulang bagi beras yang dilelang adalah karena membutuhkan biaya lebih besar dibandingkan nilai ekonominya sehingga pusat memutuskan untuk melakukan pelelangan.
Asisten Manajer Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog Polewali Mandar, Muhammad Ilyas, menerangkan jika persetujuan untuk pelelangan beras baru diterima oleh Bulog Polewali Mandar bulan ini.
“Sekitar bulan Agustus-September kemarin, KPKNL turun ke lapangan untuk survei harga beras. Setelah itu, baru kita mengajukan untuk melelang,” beber Ilyas.
Untuk saat ini, dengan stok sekitar 18 ribu ton, Bulog Polewali Mandar mengeklaim bahwa ketersediaan beras aman hingga tahun depan. (ilm)
