Rudi Hamas, pengungsi dari Pasangkayu, ayah dari anak kembar tiga yang lahir di RSUD Polman
Polewali, mandarnews.com – Nur Alia dan suaminya Rudi Hamas patut berbahagia. Pasalnya, mereka baru saja dikaruniai anak, tiga orang sekaligus. Namun, kebahagiaan mereka dibayangi dengan kegelisahan.
Mereka harus membayar biaya persalinan bayi kembar tiga yang jumlahnya lebih dari Rp 20 juta karena tidak mempunyai karju Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) ataupun Jaminan Persalinan (Jampersal).
Saat ditemui di RSUD Polewali Mandar, Senin (29/10/2018), Rudi Hamas tampak menjaga istrinya Nur Alia yang dirawat pasca melahirkan. Mereka merupakan korban bencana dari Pasangkayu yang mengungsi pasca gempa, tsunami, dan likuifaksi yang melanda Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu.
“Iya, saya mengungsi kemari bersama istri dan anak pertama dan tidak bawa apa-apa. Katanya pihak rumah sakit kalau mau dibebaskan biayanya harus punya surat keterangan yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Pasangkayu supaya bisa keluar dari rumah sakit,” ujar Rudi Hamas.
Rudi mengaku terpaksa mengiyakan permintaan pihak RSUD karena tidak punya uang dan tidak punya jalan lain lagi.
“Jumlah yang harus dibayarkan cukup banyak karena menggunakan pembayaran umum untuk melahirkan bayi kembar tiga, katanya lebih dua puluh juta rupiah,” kata Rudi.
Ia juga menambahkan bahwa Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dibawa sedang dititipkan di bidan yang menolongnya di Pambusuang.
Rudi dan istrinya sendiri merupakan orang asli Kecamatan Balanipa Kabupaten Polewali Mandar namun telah lama menetap di Pasangkayu tepatnya di Tikke, sehingga memiliki KTP dengan domisili Pasangkayu.
“Saya menyelamatkan diri ke rumah mertua di Pallis sesudah gempa karena rumah di sana atapnya ambruk,” beber Rudi.
Dengan kondisinya yang merupakan pengungsi dan tidak memiliki pekerjaan pasca bencana, Rudi sangat berharap istri dan anaknya sehat dan dapat keluar dari RSUD tanpa biaya.
“Kalau disuruh membayar mungkin kita akan tinggal di sini karena tidak punya uang,” tukas Rudi lagi.
Yang lebih memprihatinkan, selama mengungsi di Polewali Mandar Rudi menuturkan belum pernah tersentuh bantuan. Jadi, hidup sehari-harinya hanya mengandalkan belas kasihan mertua.
dr. Boko selaku dokter yang menangani perawatan bayi kembar tiga menjelaskan, keadaan ketiga bayi semuanya sehat.
“Saat ini sedang disimpan di inkubator karena dapat menyebabkan hipotermia sebab berat badan bayi kurang dari 2,5 kg,” jelas dr. Boko.
Masing-masing bayi mempunyai berat 2,2 kg, 2 kg, dan 1,8 kg. Jika bayi sudah bisa bertahan di inkubator dan bisa menyusu pada ibunya, maka bayi sudah bisa dipulangkan.
“Belum bisa keluar dari RS, butuh waktu sekitar satu sampai dua minggu untuk perawatan,” kata Dr. Boko.
Bayi kembar tiga yang semuanya berjenis kelamin laki-laki tersebut lahir dengan selamat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali Mandar, Jumat (26/10/2018).
Reporter : Ilma Amelia