Warga datang mengambil BLTS di Kantor Pos.
Polewali Mandar, mandarnews.com – Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Sosial (BLTS) senilai Rp900 ribu menuai sorotan tajam. Bantuan yang semestinya menyasar warga tidak mampu itu diduga tidak tepat sasaran. Sejumlah warga yang dinilai masih mampu justru menerima bantuan, sementara warga lanjut usia (lansia) yang lebih layak malah terabaikan.
Salah satunya dialami Subaeda (72), seorang lansia yang telah lama menjanda dan hidup seorang diri di Lingkungan Gaspol, Kelurahan Polewali. Di usia senjanya, Subaeda justru tidak tersentuh bantuan yang seharusnya dapat ia terima.
Kepada wartawan, Subaeda mengungkapkan bahwa selama ini dirinya tidak pernah dikunjungi oleh pendamping sosial untuk dilakukan pendataan sebagai calon penerima BLTS.
“Tidak pernah ada yang datang mendata,” ujar Subaeda singkat, Rabu (26/11/2025).
Ironisnya, di sisi lain, sejumlah warga yang masih dalam kondisi sehat dan memiliki pekerjaan tetap justru disebut rutin menerima bantuan sosial setiap tahun, termasuk BLTS yang sedang disalurkan saat ini.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari sejumlah sumber di tingkat kelurahan, tidak hanya penggunaan data lama yang kembali dipakai dalam penyaluran BLTS, tetapi juga banyak undangan penerima bantuan yang tercecer dan berasal dari luar wilayah.
Tercatat ada penerima yang merupakan warga kelurahan atau desa lain, bukan warga setempat. Beberapa nama dalam daftar penerima bantuan diketahui sudah pindah domisili atau tidak lagi berada di lokasi, namun tetap tercantum sebagai penerima.
Sebaliknya, ada warga yang secara kondisi fisik dan ekonomi benar-benar layak, justru tidak mendapat bantuan Rp900 ribu yang dicairkan melalui kantor pos tersebut.
Kondisi ini dinilai menciderai rasa keadilan sosial. Bantuan yang seharusnya diprioritaskan bagi warga benar-benar tidak mampu, khususnya para lansia, justru terkesan salah sasaran dan berpotensi disalahgunakan. (rls)
