Kampoeng Ramadan yang dibuat oleh komunitas Kopi Kanneq Bone Paas di Mamuju.
Mamuju, mandarnews.com – Kuliner Kampoeng Ramadan yang digagas komunitas Kopi Kanneq Bone Paas di Mamuju selama 20 hari ditutup pada 23 April 2022 lalu.
Pusat kuliner yang pertama kali diadakan di Mamuju itu diikuti kurang lebih 100 usaha masyarakat kecil dan menengah (UMKM). Hebatnya, pusat kuliner Ramadan itu berhasil meraup omzet kurang lebih Rp20-30 juta per hari.
Panitia pelaksana Kampoeng Ramadan Andy mengatakan, perputaran ekonomi selama bulan Ramadan itu secara keseluruhan kurang lebih Rp450 juta.
“Yang kami data dari UMKM di sini, hari pertama hingga hari kesepuluh rata-rata pendapatan Rp350-450 ribu per lapak dari total kurang lebih 100 UMKM yang ikut. Hari kesebelas sampai hari keduapuluh, itu omzetnya sedikit menurun antara Rp250-350 ribu per hari,” kata Andy, Senin (25/4).
Sesuai dengan hitung-hitungan panitia, lanjutnya, total omzet pada perputaran ekonomi selama Kampoeng Ramadan berlangsung kurang lebih Rp450 juta.
Sedangkan Ketua Pelaksana Kampoeng Ramadan Hatta Kainang menyebut, hal tersebut membuktikan jika peningkatan perputaran ekonomi di bulan Ramadan sangat bisa dimulai dengan hal sederhana.
“Tujuan kita meningkatkan daya perputaran ekonomi masyarakat, apalagi kondisi ekonomi yang lesu setelah pandemi. Hal ini juga membuktikan peningkatan ekonomi yang jumlahnya lumayan dengan waktu singkat bisa dimulai dari sektor-sektor sederhana seperti ini dan tidak susah,” kata Hatta Kainang.
Suksesnya pelaksanaan kuliner Kampoeng Ramadan diakui anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Barat itu sebagai acuan.
Lebih lanjut Hatta Kainang menyampaikan, komunitasnya bakal terus mendukung pelaku UMKM, bahkan tindak lanjutnya bakal diteruskan tidak hanya di bulan Ramadan.
“Ini memacu kita untuk terus mendorong pertumbuhan UMKM, kemungkinan nanti kita juga akan melakukan hal yang sama pada hari-hari besar lainnya. Kenapa tidak? Seperti hari jadi Mamuju kedepan bisa kita lakukan selama tiga hari dengan melibatkan UMKM yang menjual makanan tradisional,” ujar Hatta.
Saat ditanya soal keterlibatan pemerintah, Hatta Kainang menyebut, kedepannya ia berharap ada upaya pelibatan yang lebih besar sehingga bisa menggaet pelaku usaha yang lebih banyak.
“Komunitas ini saya rasa jadi pendorong, kedepan diharapkan ketelibatan pemerintah untuk menggaet pelaku-pelaku usaha yang lebih besar sehingga perputaran ekonominya juga besar,” tutup Hatta.